Edisi ke-22 Festival Film Dokumenter (FFD) telah selesai dilaksanakan. FFD 2023 digelar sepenuhnya secara langsung di Yogyakarta, Indonesia, bertempat di Gedung ex Bioskop Permata, IFI-LIP Yogyakarta, Bioskop Sonobudoyo, dan Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat. Tahun ini, FFD mempresentasikan deretan program dengan tawaran bacaan mengenai antroposen, politik diri dan sosial, serta realitas yang melintasi waktu dan geografis.
Penjaringan dan pendaftaran film dibuka sejak 23 Maret hingga 17 September 2023. Terhitung sebanyak 408 film dari total 55 negara produksi tercatat sebagai pendaftar. Negara produksi film pendaftar tahun ini tercatat lebih beragam dibandingkan tahun sebelumnya. Ada pun film pendaftar dari negara produksi terbanyak antara lain Indonesia (150 film), India (26 film), Spanyol (23 film), Iran (19 film), Polandia (18 film), dan Italia (14 film).
Terdapat sebanyak 150 film Indonesia yang berasal dari 23 provinsi terdaftar di FFD 2023. Provinsi terbanyak dalam catatan pendaftaran tersebut meliputi DI Yogyakarta (33 film), DKI Jakarta (23 film), Jawa Barat (21 film), Jawa Tengah (18 film), Jawa Timur (13), Aceh (9 film), Banten (6 film), dan Nusa Tenggara Timur (5 film). Ada pun sebaran provinsi film pendaftar lainnya meliputi Bali, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Papua, Papua Barat, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Riau, dan Sumatera Barat.
Dari total 408 film terdaftar, sebanyak 231 film merupakan dokumenter pendek dan 177 film merupakan dokumenter panjang. Ada pun yang dimaksud dengan dokumenter pendek dalam hal ini adalah film yang diproduksi dengan durasi kurang dari sama dengan 40 menit. Sedangkan dokumenter panjang merupakan film yang diproduksi dengan durasi lebih dari 40 menit.
Sebanyak 150 film didaftarkan dalam kategori Kompetisi Panjang Internasional dan 16 film dalam kategori Kompetisi Panjang Indonesia. Sedangkan dalam kategori kompetisi lainnya, sebanyak 96 film didaftarkan dalam kategori Kompetisi Pendek dan 13 film dalam kategori Kompetisi Pelajar. Selain kategori Kompetisi Panjang, seluruh kategori program kompetisi hanya berhak diikuti oleh film yang berstatus produksi/ko-produksi Indonesia.
FFD juga membuka pendaftaran film untuk program nonkompetisi yang diseleksi berdasarkan program tematik dan/atau narasi yang dirancang oleh pengelola program. Tahun ini, sebanyak 133 film terdaftar dalam program tersebut.
Film pendaftar melalui tahap seleksi oleh komite seleksi yang terdiri dari 12 orang dengan latar belakang sebagai praktisi film, pengamat film, dan akademisi. Film-film lolos seleksi dikategorikan dalam program kompetisi dan nonkompetisi dengan sebaran sebagai berikut: Kompetisi Panjang Internasional terdiri dari 12 film, Kompetisi Panjang Indonesia terdiri dari 4 film, Kompetisi Pendek terdiri dari 7 film, Kompetisi Pelajar terdiri dari 5 film, Perspektif terdiri dari 5 film, Spektrum terdiri dari 10 film, Retrospektif terdiri dari 4 film, Lanskap (terbagi dalam 3 seri) terdiri dari 11 film, Utopia/Dystopia terdiri dari 6 film, Docs Docs: Short! terdiri dari 6 film, DOC Interactive terdiri dari 4 karya, dan Monographs terdiri dari 7 esai video dan 6 esai teks. Baca liputan penerima anugerah program kompetisi FFD 2023 di sini.
Sebanyak 84 film dari 42 negara produksi lolos seleksi FFD 2023 dan ditayangkan dalam 62 slot pemutaran selama 7 hari termasuk pemutaran film dalam rangkaian program diskusi dan pembukaan festival. Dalam rangkaian tersebut, terdapat 35 sesi tanya jawab dan 1 sesi artist talk. Sesi tanya jawab diadakan setelah pemutaran dan dihadiri oleh perwakilan pembuat film serta dipandu oleh pengelola program dan komite seleksi yang hadir saat festival berlangsung. Liputan sesi tanya jawab dan artist talk dapat diakses di sini atau di sini.
Selama penyelenggaraan FFD 2023, sebanyak 3.725 pengunjung dari berbagai demografi hadir untuk mengikuti rangkaian program. Keseluruhan pengunjung terhitung berdasarkan kehadirannya sebagai penonton film, peserta DOC Talk, dan pengunjung acara pembukaan, penutupan, dan penganugerahan festival. Dari total tersebut, sebanyak 3.475 pengunjung berasal dari Indonesia, 37 pengunjung dari Swiss, 30 pengunjung dari Amerika Serikat, 19 pengunjung dari Jerman, dan 11 pengunjung dari Kanada. Adapun negara asal pengunjung lainnya meliputi Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, China, Korea Selatan, Taiwan, Ekuador, Inggris, Belgia, Jepang, Kamboja, Afghanistan, Austria, Republik Ceko, Kazakhstan, Meksiko, Myanmar, Aljazair, Brunei, Afrika Tengah, Afrika Selatan, India, Italia, Maladewa, Filipina, Polandia, Rusia, dan Suriname.
Sebanyak 1.939 pengunjung FFD 2023 berasal dari DI Yogyakarta, 431 pengunjung dari Jawa Tengah, 334 pengunjung dari DKI Jakarta, 257 pengunjung dari Jawa Timur, 142 pengunjung dari Jawa Barat, dan 56 pengunjung dari Banten. Ada pun sebaran provinsi lainnya meliputi Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Aceh, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah, Lampung, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Bangka Belitung, Bengkulu, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Papua, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Papua Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Dari keseluruhan data tersebut, terdapat 5 kelompok umur pengunjung FFD 2023. Ada pun sebarannya adalah sebagai berikut: kelompok umur 10–17 tahun sebanyak 119 pengunjung, kelompok umur 18–25 tahun sebanyak 2.023 pengunjung, kelompok umur 26–35 tahun sebanyak 980 pengunjung, kelompok umur 36–50 tahun sebanyak 409 pengunjung, dan kelompok umur lebih dari 50 tahun sebanyak 194 pengunjung. Dari data tersebut, sebanyak 2.052 pengunjung FFD 2023 merupakan laki-laki, 1.509 pengunjung merupakan perempuan, 71 merupakan nonbiner, 19 merupakan transgender, 11 merupakan agender, dan 63 lainnya tidak berkenang mengisi.
Berdasarkan data registrasi pengunjung, terdapat enam kelompok utama latar belakang profesi meliputi sebagai pelajar/mahasiswa, praktisi film, praktisi seni dan budaya, pengajar, praktisi media, dan distributor film. Ada pun sebaran profesi pengunjung FFD 2023 adalah sebagai berikut: pelajar dan mahasiswa sebanyak 1.483 pengujung, praktisi film (meliputi pembuat film dan ekshibitor film) sebanyak 492 pengunjung, praktisi seni dan budaya (meliputi seniman rupa, seniman pertunjukan, sastrawan, ilustrator, desainer, penyelenggara festival/acara seni dan budaya, kurator, dan animator) sebanyak 440 pengunjung, pengajar sebanyak 168 pengunjung, praktisi media (meliputi penulis, jurnalis, kolumnis, dan reporter) sebanyak 78 pengunjung, distributor film sebanyak 52 pengunjung, dan 1.012 pengunjung berprofesi lainnya. Ada pun profesi lain yang termasuk meliputi pekerja lepas, wiraswasta, pegawai negeri sipil, dan peneliti.
FFD 2023 menyelenggarakan 10 diskusi umum dalam program DOC Talk yang diselenggarakan pada 4–8 Desember 2023. Sebanyak 294 peserta mengikuti sesi yang program yang membahas beragam narasi perkembangan dokumenter Indonesia dan dunia. Program ini meliputi diskusi dengan judul sebagai berikut: Deduksi dan Didaksi (narasumber Wulan Putri, Asep Komarudin, dan Fahri Salam), Dosis ≠ Durasi? (narasumber Yusuf Jacka Ardana dan Wisnu Candra), Apa yang Baru dari Media Baru? (narasumber Rangga Purbaya dan Nathalie Khoo), Database Dokumenter, Pendidikan, dan Perannya (narasumber Michael A. Chandra dan Suluh Pamuji), Coba-Coba !mpact (narasumber Obe Wida dan Mazda Radita), Bagaimana Dokumenter Bekerja? (narasumber Chandra Endroputro dan Lia Kusumawardani), Buah Tangan dari Banyumas Raya (narasumber Bowo Leksono dan Sekar Ayu Kinanti), Nawi Ismail dalam Sinema Indonesia (narasumber Umi Lestari), What the Most Important in Feature-Length is? (narasumber Hindra Setya Rini dan Tonny Trimarsanto), dan Jelajah Sinema Nishtha Jain (narasumber Nishtha Jain).
Dari keseluruhan pengunjung DOC Talk FFD 2023, sebaran kelompok umur yang hadir adalah sebagai berikut: kelompok umur 10-17 tahun sebanyak 2 pengunjung, kelompok umur 18-25 tahun sebanyak 170 pengunjung, kelompok umur 26-35 tahun sebanyak 63 pengunjung, kelompok umur 36-50 tahun sebanyak 48 pengunjung, dan kelompok umur lebih dari 50 tahun sebanyak 11 pengunjung. Berdasarkan jumlah tersebut, sebanyak 135 pengunjung merupakan pelajar dan mahasiswa, 56 pengunjung merupakan praktisi film, 18 pengunjung merupakan praktisi seni dan budaya, 30 pengunjung merupakan pengajar, 9 pengunjung merupakan praktisi media, 5 pengunjung merupakan distributor film, dan 41 berprofesi lainnya.
Dari total pengunjung DOC Talk, sebanyak 149 berasal dari DI Yogyakarta, 47 dari Jawa Tengah, 28 dari DKI Jakarta, 12 dari Jawa Timur, 10 dari Jawa Barat, dan 48 lainnya berasal dari kelompok provinsi meliputi Bali, Bangka Belitung, Banten, Gorontalo, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Lampung, Maluku Utara, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Tahun ini, FFD diselenggarakan oleh 143 panitia yang terdiri dari 57 personalia, 86 volunter, 12 komite seleksi, dan 2 seniman kolaborator. Penjaringan volunter dilakukan secara terbuka untuk umum terhitung sejak 22 September–1 Oktober 2023. Pendaftar volunter tahun ini mencapai 686 peserta yang mengikuti dua tahap seleksi (dokumen dan wawancara) untuk akhirnya mengerucut menjadi 86 volunter terlibat. Berdasarkan data volunter yang terlibat, 44 di antaranya merupakan perempuan, 39 volunter merupakan laki-laki, dan 1 volunter merupakan nonbiner.
Ada pun sebaran asal lembaga pendidikan volunter FFD 2023 adalah sebagai berikut: Universitas Gadjah Mada sebanyak 21 volunter, Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebanyak 8 volunter, Universitas Atma Jaya Yogyakarta sebanyak 7 volunter, UPN “Veteran” Yogyakarta sebanyak 7 volunter, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebanyak 6 volunter, dan Universitas Negeri Yogyakarta sebanyak 5 volunter. Ada pun 30 volunter lainnya berasal dari beberapa lembaga pendidikan meliputi STMM “MMTC” Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Amikom Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Sebelas Maret, Institut Seni Indonesia Surakarta, Jogja Film Academy, Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta, Politeknik Negeri Medan, SMA N 1 Panai Hulu, STIE Pariwisata API, STIKOM AKINDO Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, Universitas PGRI Yogyakarta, dan Universitas Teknologi Yogyakarta.
Secara keseluruhan, penyelenggaraan FFD 2023 tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak yang meliputi rekan penyelenggara, juri, pembuat film, rekanan festival, dan rekanan program. Forum Film Dokumenter berterima kasih kepada Kemendikbudristek RI dan LPDP melalui program Dana Indonesiana, Dinas Kebudayaan DIY, Pura Pakualaman, Institut Français Indonesia, Epson Indonesia, Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat, GAIA Cosmo Hotel, Rekam Bergerak, KDM Cinema, Neighbourhood, Asian Film Archive, Faith in Speculation 1965, Forum Lenteng, Milisifilem Collective, In-Docs, Greenpeace, Project Multatuli, Festival Film Purbalingga, dan Indonesiana TV.
Seluruh detail program dan pelaksanaan FFD 2023 dapat dilihat di sini atau unduh katalog digital di sini. FFD 2024 akan dilaksanakan pada bulan November 2024 di Yogyakarta, Indonesia. Sampai jumpa segera!