Imajinasi tentang keharmonisan kehidupan mendatangkan berbagai harapan tentang dunia yang lebih baik. Realitas tak selalu berpihak pada imajinasi tersebut. Ironi dan realitas utopis atas berbagai peristiwa dari berbagai belahan dunia membawa kita pada batas kesadaran dan kewarasan tertentu untuk melihat lebih dalam dari berbagai konteks kulturalnya. Program ini muncul dengan pilihan film yang membawa dinamika dan dampak panjang pada tiap elemen, individu dan tatanan masyarakatnya.
Di dunia yang di dorong oleh persaingan dan modal, ada kisah menarik tentang koperasi pekerja pabrik dalam Taste of Hope (Laura Coppens, 2019), menampilkan dinamika sebuah perjalanan menuju utopia sesungguhnya. Representasi yang menggabungkan realita dan jejak visual yang menjadi salah satu elemen sentral media baru dalam dokumenter observasional. Perjalanan sensoris mengenai praktik dan dampak wisata global melalui Onlookers (Kimi Takesue, 2023) menjawab pertanyaan-pertanyaan kompleks dan paradoks tentang perjalanan lintas budaya. Analogi dan alur cerita menarik dari seorang mekanik di sebuah desa luar Beirut, yang menerima banyak pengunjung untuk memperbaikinya mobilnya, dan disadarinya bahwa yang diperbaiki bukan hanya mobil mereka, tetapi juga pemiliknya, Thiiird (Karim Kaseem, 2023) membawa penonton menjauh dari “hingar bingar” politik Lebanon lewat sebuah desa di luar Beirut.
Beralih ke bentang alam tandus di tenggara Maroko, didukung perpaduan dua konsep dasar desain suara yang membentuk perjalanan pendengaran kita, dengan cerita mengikuti seorang pengembara dan ilmuwan pencari pecahan meteorit dalam Fragment of Heaven (Adnane Baraka, 2022), membawa kita menelusuri pertanyaan-pertanyaan eksistensial akan pencarian hidup yang lebih baik melalui gambar-gambar kuat yang bekerja seperti obat tidur sinematik. Berlanjut pada sebuah esai yang mengeksplorasi bagaimana logika kolonial telah mempengaruhi perasaan diri sendiri dan orang lain dalam kolase rekaman yang memadukan fiksi ilmiah pada Odyssey (Sabine Groenewegen, 2018), mempertanyakan sejauh mana kerangka persepsi ini telah didekolonisasi saat ini. Dan perjalanan yang kian intensif dengan setiap gelombang baru di permukaan laut, dengan pergerakan terus menerus, A Wander into the Ocean (Toma Zidić, 2022) mencerminkan konflik hubungan kita dengan lingkungan saat ini.
Pada akhirnya, bagaimana kita menafsirkan perjalanan yang sesungguhnya adalah dengan merefleksikan bahwa kita semua hidup sebagai pengamat dalam melintasi perjalanan yang bergerak dengan kecepatan geologis.
–Alia Damaihati