Terra Incognita (2022): Artikan Sendiri Aku

— Ulasan Film
FFD 2023

Selamat datang di Terra Incognita (Timoteus Anggawan Kusno, 2022). Selamat menikmati tur singkat ke dimensi ruang dan waktu yang tak bersekat. Anda tidak sedang berada di sini pun di sana. Anda tidak sedang di mana-mana tapi film ini akan membawa Anda ke mana-mana. Kereta api mulai berjalan. Di sepanjang jalur lintasan, tak hanya tampak panorama alam, tetapi juga kolase lukisan fiktif yang berkisah tentang masa penjajahan. Kereta api terus berjalan. Melintasi lorong-lorong sejarah yang usang dan tak mau terus terang.

Terra Incognita (2022) menawarkan alternatif baru dalam mengeksplor kompleksitas dinamika sejarah era pascakolonial Indonesia. Era yang menyisakan gaung kekerasan, luka yang belum tersembuhkan, dan trauma yang terus menggentayangi masyarakat Indonesia hingga sekarang. Sang sutradara mempertanyakan warisan kolonial itu lewat gaya tutur yang lentur; meleburkan batas antara sejarah, fiksi, imajinasi, dan memori.

 

“Jadi gini, Mas. Kalau saya menolak, ya nanti saya malah bisa jadi yang dituding. Saya nggak paham soal politik, tapi yang jelas waktu itu ndak ada yang namanya hukum.”

 

Seorang pria misterius dihadirkan sebagai informan untuk menarasikan kesaksiannya atas teka-teki dari sejarah masa silam. Di akhir kesaksiannya, ia menegaskan, “Untuk keharmonisan dan stabilitas hidup bersama.”

Timoteus Anggawan Kusno memanfaatkan retorika “rust en orde” pada masa kolonial dan menyamakannya dengan konsep “keharmonisan dan stabilitas” kemudian meminta informannya untuk mengganti frasa tersebut dengan “keamanan dan ketertiban” dalam konteks pascakolonial. Retorika itu terus diputar hingga akhir film. Kolonialisme sebagai satu periode sejarah Indonesia memang sudah berlalu. Namun, jejak-jejak matriks kekuasaan dan sistem pikirnya barangkali masih terus terregenerasi hingga hari ini. Masih tebal dan telah kebal, tanpa disadari.

Jelajahi peliknya lintasan sejarah dan warisan kolonialisme melalui Terra Incognita (2022). Setelah itu, temukan sendiri siapa “kutu” yang dimaksud pada pembacaan puisi anakronik yang tersaji secara unik di awal filmnya.

Terra Incognita (2022) ditayangkan pada program Spektrum Festival Film Dokumenter 2023. (Hesty N. Tyas) (Vanis/Adinta)

 

Detail Film
Terra Incognita (Luka dan Bisa Kubawa Berlari)
Timoteus Anggawan Kusno | 22 Min | 2022 | Indonesia | Warna | 17+

Jadwal Tayang
12.06 | Auditorium IFI-LIP | 15.00 WIB
12.09 | Bioskop Sonobudoyo | 15.00 WIB