Alexander Matius, programer ruang pemutaran alternatif Kinosaurus Jakarta dan salah satu motor Cinemapoetica, melihat bahwa kompetisi adalah entitas yang penting dan perlu hadir di sebuah…
Ojek Lusi (Tour on Mud) mengajak penonton kembali mengingat tragedi Lumpur Sidoarjo (Lusi) melalui kehidupan masyarakat setempat. Setelah 11 tahun tidak kunjung teratasi, bencana yang…
Seusai Malam Anugerah dan Penutupan FFD 2018 tanggal 12 Desember kemarin, tim FFD berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Muhammad Haikal, editor film The Nameless Boy (2018)…
Aryo Danusiri, pembuat film dokumenter Indonesia yang kerap menggunakan pendekatan observasional, menemukan masalah dalam dokumenter-dokumenter Indonesia. Menurutnya, para pembuat film masih membangun dualisme antara teks…
I’ve Got The Blues merupakan film dokumenter tentang Yank Wong, seorang pelukis, musisi, fotografer, art director, set designer. Dia adalah seorang lelaki renaissance yang mengekspresikan…
Dalam kesempatan kali ini, Tim Publisis Festival Film Dokumenter mendapat kesempatan untuk mewawancarai Sandeep Ray, seorang pembuat film dokumenter, penulis, reviewer, dan pengajar di STUD-HASS.…
Takuro Kotaka, seorang pembuat film dokumenter asal Tokyo, Jepang memiliki cara unik untuk mendokumentasikan sebuah isu sosial. Melalui The Village’s Bid for UFO, ia menangkap…
Tim Festival Film Dokumenter (FFD) 2018 berkesempatan untuk mewawancarai Makiko Wakai, koordinator dari “New Asian Currents”, program kompetisi Yamagata Internasional Documentary Film Festival (YIDFF) yang…
Pada Jumat, 8 Desember 2018, tim Media dan Publikasi FFD mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Sebastian Winkels, seorang sutradara film asal Jerman. FFD di tahun…
Bagi Vivian Idris, durasi menjadi hal penting yang perlu diperhatikan ketika membuat film dokumenter pendek. Pembuat film harus cermat untuk mengembangkan cerita pada durasi yang…
Di tahun 2017, Ronny Agustinus terlibat kembali sebagai Juri Kompetisi Film Dokumenter panjang, setelah sebelumnya pernah menjuri di FFD 2015. Kejeliannya dalam melihat fenomena sosial…
Tim publisis Festival Film Dokumenter 16 berkesempatan mewawancarai Roy Thaniago, pendiri dan peneliti di lembaga kajian media Remotivi, yang menjadi salah satu pembicara pada program…
Ribuan tahun manusia telah mencoba menjawab tentang bagaimana cara dunia bekerja; pertanyaan yang melahirkan filsafat, ilmu pengetahuan, dan inovasi teknologi. Cara hidup, konsep ruang-waktu, bahkan…
Between The Devil and The Deep Blue Sea (2020) menyajikan perjuangan hidup Ona untuk terus menggapai mimpi meski masa lalu kelamnya menghantui. Between The Devil…
Pada akhirnya, wajah manusia sama seperti media lukis. Rembrandt menemukan kesamaan itu dan menduplikasikannya ke dalam karya yang kelak menjadi sejarah perjalanan hidupnya. Rembrandt memburu…
Pada 1980-an, kantor British Columbia Telephone Company (BC Tel) di Provinsi British Columbia, Kanada disegel oleh karyawannya sendiri. Di kaca ditempel poster “Under New Management”.…
Cermin, menjadi ruang yang menunjukkan persona perempuan dalam berbagai situasi. Gelaran tersebut dihadirkan Mark Rappaport pada The Vanity Table of Douglas Sirk (Mark Rappaport, 2014).…
Shin Hua (2020) menyajikan sejarah tempat cukur tertua di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini meski sepi pelanggan. Shin Hua (Erick Sutanto, 2020) menghadirkan…
Pernahkah kalian bertanya-tanya tentang apa yang diimpikan oleh orang-orang di Amerika Latin? Tempat di mana negara-negara dibangun kembali, berulang kali hampir setiap 10 tahun. Tempat terjadinya campur tangan eksternal pada urusan nasional bersama dengan korupsi internal yang telah mengukir sejarah…
“Mereka bersenjata dan kami tidak, kita melakukan apapun untuk melindungi diri!” Para petani Guangzhou biasa menyirami tanaman pukul tiga pagi. Tapi malam itu hujan turun deras. Salah seorang petani korban penggusuran terbangun dan heran saat anjingnya tak henti menggonggong kencang.…
Alam menjadi wahana bagi manusia menemukan penghidupan. Alam juga yang memberikan kehidupan, dan mengambilnya kembali. Di Pinggir Kali Citarum (Ali Satri Efendi, 2019) memperlihatkan bagaimana seorang pembuat batu bata melakukan aktivitasnya dalam dua musim. Satu musim ketika alam memberikan hasil,…
Glass (1958) garapan Bert Haanstra merekam aktivitas pekerja industri kaca di Belanda. Haanstra memperbandingkan dua peristiwa produksi perkakas kaca melalui konsep sinematografi, editing, dan dramatika film. Konsep tersebut digunakan untuk membangun representasi kelas yang banyak dibicarakan orang, yakni objektifikasi. Obyektifikasi…
Pada akhirnya, wajah manusia sama seperti media lukis. Rembrandt menemukan kesamaan itu dan menduplikasikannya ke dalam karya yang kelak menjadi sejarah perjalanan hidupnya. Rembrandt memburu emosi-emosi manusia menggunakan kuas. Target utamanya ialah umat manusia. Kemudian melalui dokumenter Rembrandt, Painter of…
Di balik sambungan gambar yang ritmis pada film The Human Dutch (1963), Bert Haanstra menuturkan kisah orang-orang Belanda yang menikmati harinya dibalik kecemasan mereka akan sesuatu. Penghargaan yang diterima The Human Dutch (1963) dari berbagai kompetisi dunia, menandai bahwa film…
Sekitar dua menit di awal pemutaran, film ini hanya menyuguhkan pemandangan memuakkan pasang-surutnya air dan banjir di kota. Impresi belum juga muncul dan kita bisa saja jenuh mengamati air yang mengering tanpa berpindah lokasi. Kenapa Haanstra betah dengan pengambilan gambar…
Mari kita kesampingkan sejenak mengenai hukum dokumenter mengenai ‘rekaman kenyataan’. Guna membicarakan film Banyak Ayam Banyak Rejeki (2020) yang tidak mengaplikasikan hal tersebut. Film Banyak Ayam Banyak Rejeki (2020) karya Riboet Akbar dan Önar Önarsson mencuplik peristiwa yang identik terjadi…
Bayangkan. Suatu ketika mereka diharuskan untuk berlari. Tetapi mereka hanya bisa jalan terseret-seret karena sandal yang dikenakan putus. Tidak ada pilihan lain selain tetap memakainya atau membeli yang baru. Mereka adalah para guru di Tabalong, Kalimantan Selatan—serta 60% guru lain…
Bert Haanstra selalu berhasil menggugah imajinasi penonton melalui karya dokumenter poetic garapannya. Ia memetik momen demi momen menjadi satu kesinambungan yang menyerahkan interpretasi sepenuhnya pada penonton. Mengalir begitu saja tanpa argumen. Begitulah film The Zoo (Bert Haanstra, 1962). Mengambil latar…
Shin Hua (2020) menyajikan sejarah tempat cukur tertua di Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini meski sepi pelanggan. Shin Hua (Erick Sutanto, 2020) menghadirkan kisah tentang tempat cukur yang pada 18 Februari 2019, dinobatkan menjadi toko pangkas tertua di…
Between The Devil and The Deep Blue Sea (2020) menyajikan perjuangan hidup Ona untuk terus menggapai mimpi meski masa lalu kelamnya menghantui. Between The Devil and The Deep Blue Sea (Dwi Sujanti Nugraheni, 2020) membawa penonton melihat kehidupan keluarga nelayan…