Setelah diselenggarakan selama 7 hari berturut-turut, FFD 2023 sampai di penghujung penyelenggaraannya. Ada pun sebanyak 84 film dari 42 negara produksi ditayangkan di berbagai lokasi meliputi Gedung ex Bioskop Permata, Bioskop Sonobudoyo, IFI-LIP Yogyakarta, dan Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat. Selain itu, berbarengan dengan diselenggarakannya FFD 2023, Laboratorium Dokumenter Indonesia (IDOCLAB) 2023 juga telah selesai dilaksanakan secara intensif di GAIA Cosmo Hotel.
Pada tahun ini, FFD memasuki tahun ke-22 penyelenggaraannya dan melaksanakan 10 program, yaitu Perspektif, Spektrum, Retrospektif, Lanskap (Ordinary/Extraordinary, Grotesque Cinema, Milisifilem: Proyek Minke), Utopia/Dystopia, Docs Docs: Short!, DOC Talk, DOC Interactive, Monographs, dan Kompetisi (Kompetisi Panjang Internasional, Kompetisi Panjang Indonesia, Kompetisi Pendek, Kompetisi Pelajar).
Penutupan FFD 2023 dilangsungkan di Gedung ex Bioskop Permata dan dihadiri oleh para pembuat film, juri, dan perwakilan mitra yang terlibat dalam penyelenggaraan festival. Acara dibuka dengan pembawa acara yang membacakan deskripsi rangkaian pelaksanaan FFD 2023. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Direktur Forum Film Dokumenter, Kurnia Yudha F.
Setelah melalui beberapa tahap, juri dan mentor Laboratorium Dokumenter Indonesia (IDOCLAB) 2023 akhirnya memutuskan proyek terpilih yang berhak mendapatkan dukungan produksi. Yudha menjelaskan beberapa faktor yang dipilih untuk menerima dukungan tersebut. Pertama, memiliki potensi untuk mengembangkan cara bercerita dalam film yang mampu menggambarkan Indonesia dari sudut pandang Indonesia. Kedua, memperlihatkan keberanian untuk mengambil risiko dan bercerita yang kemungkinan besar memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Ketiga, memiliki potensi untuk menyebarkan keragaman gaya bercerita ini ke dalam platform film dokumenter yang akan dikembangkan oleh IDOCLAB dan Kemendikbudristek RI. Keempat, memiliki potensi keberlanjutan pada tim produksi sehingga bisa terjadi sebaran pengetahuan yang akan terus berkembang bersamaan dengan evolusi masyarakat kontemporer Indonesia. Keempat proyek yang mendapatkan dukungan produksi IDOCLAB adalah Butterfly on A River (Sa’diang Harus Pulang), The Other Daughter, A Way of Life (Waya Masapi), dan Sie…
Setelah tahap penganugerahan proyek terpilih IDOCLAB 2023, acara penutupan FFD 2023 dilanjutkan dengan penganugerahan film kompetisi. Acara ini diampu oleh Gerry Junus dan Rugun Sirait selaku koordinator program kompetisi FFD 2023. “Tahun ini kami sangat gembira menerima 275 film dari seluruh penjuru Indonesia dan berbagai belahan dunia,” ungkap Gerry. Waktu pengumpulan film dari bulan Mei sampai September memberikan waktu 5 bulan untuk mengumpulkan beragam film. Gerry juga melaporkan ada banyak film baru yang bahkan membuatnya mempertanyakan (kembali) batas antara fiksi dan dokumenter. “Program kompetisi secara konsisten berupaya menghadirkan film dokumenter yang mencerminkan dan menyentuh realitas sosial melalui metode penceritaan yang inovatif,” tambahnya.
Selanjutnya, dengan dipandu Gerry dan Rugun, masing-masing juri program kompetisi membacakan laporan dan keputusan penjurian. Masing-masing keputusan diambil melalui rapat intensif para juri dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Pada kategori Dokumenter Pelajar Terbaik Ebeg Lovers (Ebeg Sejoli) (Kartika Tri Wardani, 2023) berhasil menjadi pemenang. Kategori Dokumenter Pendek Terbaik dimenangkan oleh Kanaka (Regina Surbakti, 2023). Berlanjut pada, kategori Dokumenter Panjang Indonesia Terbaik, The Exiles (Eksil) (Lola Amaria, 2023), berhasil memenangkan penghargaan ini. Sedangkan pada kategori Dokumenter Panjang Internasional Terbaik, film dari Myanmar, Song of Souls (Sai Naw Kham, 2023), berhasil memenangkan kategori ini.
FFD 2023 dipersembahkan oleh Forum Film Dokumenter dengan didukung Kemendikbudristek RI dan LPDP melalui Dinas Kebudayaan DIY. FFD 2023 juga memiliki mitra festival Pura Pakualaman, Institut Francais Indonesia, Epson Indonesia, Cemeti Institut untuk Seni dan Masyarakat, GAIA Cosmo Hotel, Rekam Bergerak, KDM Cinema, Jagoan Liburan, dan Neighbourhood. Sedangkan dalam melaksanakan berbagai programnya, FFD 2023 menggandeng mitra program Asian Film Archive, Faith in Speculation 1965, Forum Lenteng, Milisifilem Collective, indocs, Greenpeace, Project Multatuli, Festival Film Purbalingga, KDM Cinema, dan Indonesiana TV.
Di akhir penutupan FFD 2023, Kurnia Yudha F. memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja keras dalam menyukseskan penyelenggaraan tahun ini. Untuk memberikan apresiasi kepada volunteer dan seluruh pihak yang terlibat, pada sesi ini juga diputar dokumenter singkat tentang di balik layar pelaksanaan FFD 2023. Di akhir, seluruh volunteer yang terlibat turut dipersilahkan maju ke atas panggung sebagai wujud apresiasi. “Terima kasih kepada seluruh volunteer FFD 2023 atas kerja kerasnya dan semoga dapat berjumpa lagi tahun depan,” ujar Yudha. “Sampai jumpa di November tahun depan,” tandasnya.
Berikut adalah daftar proyek terpilih IDOCLAB 2023 dan peraih penghargaan kompetisi:
Proyek Terpilih IDOCLAB 2023
Butterfly on A River (Sa’diang Harus Pulang)
Sutradara: Ulfa Evitasari | Produser: Rahmawati Addas
The Other Daughter
Sutradara: Fala Pratika | Produser: Fadhilla Ristianty
A Way of Life (Waya Masapi)
Sutradara: Mohammad Ifdhal | Produser: Liauw Suryani
Sie…
Sutradara: Yosef Levi | Produser: Alfonsia Maria Nogo Puka
Penerima Anugerah Kategori Kompetisi FFD 2023
Dokumenter Pelajar Terbaik
Ebeg Lovers (Ebeg Sejoli)
Kartika Tri Wardani (Jawa Tengah | 2023)
Baca pernyataan juri di sini.
Dokumenter Pendek Terbaik
Kanaka
Regina Surbakti (DI Yogyakarta | 2023)
Baca pernyataan juri di sini.
Dokumenter Panjang Indonesia Terbaik
The Exiles (Eksil)
Lola Amaria (DKI Jakarta | 2022)
Baca pernyataan juri di sini.
Dokumenter Panjang Internasional Terbaik
Song of Souls (လိပ်ပြာလင်္ကာ)
Sai Naw Kham (Myanmar | 2023)
Baca pernyataan juri di sini.
Diliput oleh Ahmad Radhitya Alam pada 9 Desember 2023.