Melalui kisah pencarian meteorit di tengah gurun pasir Maroko, Fragments of Heaven (Adnane Baraka, 2022) menyuguhkan sifat-sifat dan naluri, motif, dan penderitaan manusia atas pencarian tak terbatas atas entah apa di luar sana. Film ini berfokus pada Mohamed, seorang pengembara, dan Abderrahmane, seorang ilmuwan, yang keduanya sedang dalam misi mencari pecahan meteorit. Dengan cerdik, Fragments from Heaven (2022) menggambarkan bagaimana motivasi dan situasi yang berbeda kedua manusia ini terikat pada pencarian atas hal yang sama, yang nampaknya tak berujung.
Mohamed dan Abderrahmane berasal dari latar belakang yang kontras: Mohamed dan keluarganya tinggal di sebuah tenda dan berpindah-pindah di sekitar gurun Maroko. Ia beratap kilau matahari pemanasan global dan berlantai gurun pasir panas yang tak kenal ampun. Hidupnya berada pada ketidakpastian ekonomi. Dengan kondisi hidupnya sebagai pertaruhan, keberanian pencariannya atas meteorit dituntun oleh Tuhan dan nasib.
“Apa yang kita cari dalam perjalanan tak berakhir ini… Jika tidak segalanya dan bukan apa pun.”
Di sisi lain, Abderrahmane, mengajar di sebuah kota yang nyaman, mempelajari batu-batuan di sebuah laboratorium yang bersih. Merasa bahwa penemuannya akan sampai pada kemutakhiran, ia berusaha keras mencari fragmen-fragmen meteorit atas nama ilmu pengetahuan. Namun, di tengah deru kontras yang amat drastis ini, keduanya terkoneksi.
“Mereka yang mendapatkan akan menginginkan lebih.” juga merupakan pernyataan dari mereka yang didorong oleh keserakahan, yang ironisnya tidak akan berakhir. Fragments from Heaven (2022) merefleksikan bagaimana kita tampaknya saling terkait atas pencarian dalam hidup untuk mendapatkan lebih dari apa yang kita miliki dan ketahui, terlepas dari motivasi dan apa yang memicu kita dalam pencarian itu. Secara tematis, film ini mempresentasikan dirinya sebagai alarm. Melalui narasi yang terisolasi dari pikiran batin Mohamed, kita melihat dengan dekat bahwa bukan hanya raganya yang mengembara. Namun, pikiran dan batinnya beserta dalam setiap langkah. Meskipun tak goyah dalam pencariannya, secara tak sadar, ia tahu bahwa keraguan diri telah merayap masuk ke dalam jiwanya.
Pertanyaan eksploratif dan eksistensial yang disajikan film ini melalui narasi Mohamed membawa kita pada perjalanan di gurun yang penuh keajaiban: lanskap gurun yang tampak tak terbatas, seluas dan seindah itu, dan adegan keterasingan orang-orang yang melewatinya, menyajikan kesan berlapis tentang bagaimana kita sering kali merasakan keterasingan di kepala kita sendiri, kehilangan diri kita sendiri, dan tersesat dari jalan kita sendiri.
Refleksikan petualangan pengembaraanmu bersama Fragments of Heaven (2022). Film ini ditayangkan dalam program Utopia/Dystopia Festival Film Dokumenter 2023. (Aradi Ghalizha) (Vanis)
Detail Film
Fragments from Heaven
Adnane Baraka | 84 Min | 2022 | Maroko, Prancis | Warna | 17+
Jadwal Tayang
12.06 | Auditorium IFI-LIP | 20.30 WIB