Penantian Pengumuman Kompetisi Dokumenter Pendek

— Newsletter
FFD 2019

Program kompetisi dokumenter pendek FFD 2019 telah sampai pada tahap penjurian. Penjurian kompetisi dokumenter pendek telah dilaksanakan pada Senin, 2 Desember 2019. Penjurian kompetisi dokumenter pendek FFD 2019 menghadirkan tiga juri, yaitu: Jesse Cumming (kurator film, Programming Associate program Wavelengths di Toronto International Film Festival), Tonny Trimarsanto (sutradara film dokumenter Indonesia) dan Wisnu Prasetya Utomo (peneliti media di Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM). 

Terdapat delapan film yang menjadi finalis kompetisi dokumenter pendek FFD 2019, antara lain: Cipto Rupo (Catur Panggih Raharjo, 2019), A Daughter’s Memory (Kartika Pratiwi, 2018), Diary of Cattle (Lidia A & David D), Sujud (Pahlawan Bimantara, 2019), Perempuan Tanah Humba (Lasja F. Susatyo, 2019), Irama Betawi (Ibrahim Hanif, 2019), Luar Biasa (Erika Dyah Muftiarini, 2018), dan More Than Work (Luviana Ariyanti, 2019).

“Film-film yang masuk final, mereka semua berbeda. Baik dari bentuknya, skalanya, jangkauannya, semua berbeda-beda ada yang sangat intim, kecil dan fokus, ada yang luas. Banyak isu yang progresif, seperti LGBT, hak perempuan, serta masalah lingkungan,” ungkap Jesse Cumming.

Penjurian dokumenter pendek dimulai dengan ditontonnya kedelapan film finalis oleh ketiga juri. Ketiga juri menonton film para finalis di Bioskop Sonobudoyo mulai dari pukul 12.00 WIB hingga 15.45 WIB. Kemudian setelah itu, dilanjutkan dengan tahap diskusi. Ketiga juri melakukan diskusi di Kafe Tujuan mulai pukul 16.30 WIB hingga 17.45 WIB. 

Dengan diadakannya tahap diskusi ini, pemenang tidak hanya dilihat dari jumlah nilai saja. Namun juga melalui proses pertukaran pikiran para juri untuk menentukan pemenang kompetisi dokumenter pendek FFD 2019. Pemenang kompetisi dokumenter pendek akan diumumkan di malam penutupan festival pada 7 Desember 2019.

Dengan adanya kompetisi ini, Jesse selaku juri mengaku optimis bahwa anak-anak muda yang mengikuti FFD tahun ini dapat hadir di kesempatan berikutnya.

Penulis: Dinda Agita Dewi