Tembok tebal terasa membatasi ruang gerak teman-teman difabel. Aksesibilitas yang timpang, infrastruktur yang tak ramah, serta pola pikir masyarakat akan ‘kenormalan’ yang seakan menegaskan perbedaan antara difabel dan non-difabel. Objektifikasi lebih sering hadir dalam ranah disabilitas, mengingat kedua belah pihak saling tidak bertemu dan berinteraksi satu sama lain; baik dalam pikiran maupun laku sehari-hari. Apabila boleh jujur, ranah sinema tak lepas dari permasalahan serupa. Di banyak film, penyandang difabel lebih sering digambarkan sebagai penjahat, objek komedi, atau malah sasaran belas kasihan. Padahal, sinema –khususnya film dokumenter– sesungguhnya memiliki potensi yang kuat untuk menyampaikan dan menyuarakan kesadaran mengenai isu-isu difabel.
Oleh karena itu, Festival Film Dokumenter dengan dukungan dari VOICE Global menyelenggarakan program bertajuk “The Feelings of Reality”. Melalui program ini, kami berniat memperluas pengaruh film-film yang menyuarakan isu difabel melalui produksi film dokumenter berbasis teknologi Virtual Reality (VR). Medium tersebut dipilih atas kemampuannya dalam membawa penonton mengalami realitas secara lebih imersif.
Lewat film di medium VR seperti The Curse of Palm Oil (2018), kita disajikan kehidupan masyarakat adat di semenanjung Malaysia di tengah gerak pembangunan industri sawit yang semakin mempersempit ruang hidup mereka. Juga Living with Disability (2018) yang merekam Kim Bany pendiri asosiasi basket bagi pengguna kursi roda di Sudan Selatan. Cuba’s Blind Baseball (2017), kisah tentang demam baseball yang melanda komunitas tunanetra di Kuba. Hingga Gaza’s Amputee Football Team (2018) yang menghadirkan bagaimana olahraga tetap hidup di tengah berbagai hambatan yang tercipta akibat aneksasi Israel di Gaza.
Selain itu, program ini turut menghadirkan dua film non-VR. Kami memilih Swim Team (2016), film berdurasi 90 menit yang berfokus pada Hammerheads, klub renang untuk penyandang autisme. Film ini mengajak penonton mengalami aktivitas berenang sebagai cara untuk menapaki hidup di jalan yang baik dan benar. Tema serupa juga hadir dalam film SOIna – Special Olympics Indonesia (2008), yang merekam ajang tersebut pada 2008 lalu. Lewat seorang staf dan dua atlet, Anom Bayu Santoso (selaku sutradara) mengajak penonton untuk mengalami impian, harapan, perjuangan, air mata, dan kemenangan mereka.
Secara khusus, kami juga akan mengadakan sesi peluncuran program “The Feelings of Reality”, dimana agenda ini sekaligus menjadi titik awal Forum Film Dokumenter (perkumpulan yang menyelenggaraan Festival Film Dokumenter) dalam menghadirkan program VR untuk penyadaran isu disabilitas sampai tahun 2020. Selain itu, program ini akan diisi dengan diskusi, sebagai langkah untuk mengeksplorasi narasi sekaligus membuka jalan advokasi. Harapannya, rangkaian peluncuran ini dapat menjadi ruang untuk menghimpun gagasan sekaligus memantik kembali bahasan-bahasan terkait ketidakadilan yang dialami penyandang difabel.
Pemutaran film-film VR dalam program “The Feelings of Reality” akan diadakan di Ruang Galeri TBY pada tanggal 6-11 Desember 2018. Sedangkan, film-film non-VR akan diputar di Societet Militaire TBY; tanggal 9 Desember untuk film SOIna – Special Olympics Indonesia dan 11 Desember 2018 untuk Swim Team. Agenda lengkap bisa diperiksa di jadwal.