Impact Distribution dalam Kacamata In-Docs: Liputan Rangkaian DOCTALK Festival Film Dokumenter 2022

— Highlight Program
FFD 2022

Yogyakarta, 15 November 2022 – Sagan 20 menjadi tempat yang dipilih untuk memantik diskusi dalam program DOCTALK dengan tema “Jalur Distribusi Alternatif Film Dokumenter” yang digagas oleh Festival Film Dokumenter. Dalam suasana yang informal, tetapi cukup intim untuk mendengarkan diskusi, dihadirkan dua pembicara: Yuda dan Tata, selaku perwakilan dari divisi distribusi In-Docs.

In-Docs merupakan sebuah organisasi non-profit yang berdomisili di Jakarta dengan fokus kerja mendistribusikan film dokumenter. Membahas banyak mengenai impact distribution, Yuda dan Tata sepakat bahwa dari dokumenter, mereka dan orang-orang yang bekerja di In-Docs menaruh kepercayaan pada medium ini. Harapan kecilnya adalah, setidaknya, banyak orang kini mengerti dan mengetahui apa itu film dokumenter, bagaimana ragam bentuk juga cara membuatnya.

Meskipun menggunakan nomenklatur “distribusi”, nyatanya impact distribution tidak hanya dijumpai pada fase pendistribusian saja. In-Docs justru berharap, impact itu ada dalam setiap langkah pembuatan film. Mulai dari awal pembuatan, pendistribusian, hingga jaringan-jaringan lain yang merasakan manfaatnya. Harapannya, hal ini bisa memantik perubahan pola berpikir masyarakat.

Kemudian, pembahasan mulai berfokus pada letak dokumenter dalam lingkup pendidikan. Nyatanya, kini kita masih mencari cara-cara paling efektif untuk menggunakan dokumenter di lingkup pendidikan. In-Docs menyadari banyak resistensi yang hadir. Dengan raut yang menunjukkan rasa kebingungan, mereka menyatakan bahwa masih banyak para pengajar yang fokus pada buku dan teks, alih-alih mencoba cara lain menyampaikan materi kepada siswanya, misalnya menggunakan medium film dokumenter. Ketika ditanya bentuk resistensinya yang dihadapi In-Docs itu seperti apa, Tata, selaku perwakilannya menjawab bahwa selalu muncul pertanyaan dari para pengajar, “apa urgensinya?”. “Kadang, yang menggunakan dokumenter hanya mereka (guru-guru) yang berani.” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, beririsan dengan resistensi yang dihadapi, In-Docs juga menyinggung perihal salah satu program mereka, yakni Vitamin. Digagas mulai akhir 2020 dan diluncurkan pada Februari 2022, Vitamin menjadi salah satu bentuk juga dari impact distribution. Sampai sekarang, sudah ada sekitar 1700 orang dan 200 guru yang bergabung. Melalui Vitamin, In-Docs berharap bahwa ini menjadi alur yang non-mainstream dan sustainable. Jika dikaitkan dalam ranah pendidikan tadi, Vitamin sepatutnya dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan ini bukan lantas dengan mengganti buku pelajaran, tetapi, sama seperti namanya vitamin, harapannya program ini menjadi suplemen nutrisi tambahan guna mengisi kekosongan yang hadir.

Terakhir, In-Docs berharap bahwa kemudian langkah-langkahnya ini dapat memunculkan riak-riak resonansi untuk kelanjutan nyawa film dokumenter ke depannya. Terlebih lagi mereka menyadari bahwa gerakannya sporadis. Menyebar secara kecil, tapi diharapkan jaringannya selalu meluas. Menjangkau orang-orang yang ternyata satu visi untuk kemudian menghidupkan harapan-harapan yang (selalu) diharapkan tidak pernah redup.