DocSound: Suara dalam Keseharian

— Highlight Program
FFD 2018
DocSound: Suara dalam Keseharian

Suara (sound) sering kali ditempatkan sebagai latar belakang dalam film. Sebagai musik pengiring; sebagai pembangun suasana; sebagai soundscape yang terseret masuk alat perekam; dan beberapa posisi lainnya, yang kemudian menempatkan keberadaan suara sebagai subjek kesekian dari gambar dan beragam unsur lain dalam sebuah film.

Dalam kehidupan sehari-hari, suara memiliki fungsi yang jauh lebih luas ketimbang itu. Suara atau bunyi kerap dilekatkan dengan konteks sosial, budaya, maupun politik. Suara mampu menjadi penanda ingatan, penanda kehidupan, dan penanda waktu—sebagaimana soundscape akan memiliki perbedaan dan karakter sesuai dengan tempatnya masing-masing. Karakternya yang khas dapat melekat pada ingatan, baik personal maupun kolektif.

“DocSound” bertujuan untuk menghadirkan posisi suara di kehidupan keseharian melalui medium film. Film-film pilihan dalam program ini memperlakukan elemen suara sebagai kekuatan utamanya dan membuka perspektif baru dalam mendekati hubungan antara film, suara, dan kehidupan keseharian kita.

Suara yang dihasilkan oleh alam selalu menyimpan keajaiban dan pesannya sendiri, sebagaimana dalam film In the Stillnes of Sounds (2018). Suara dari lanskap hutan menjadi subjek dalam film ini. Suara-suara tersebut hadir dengan konteks yang melekat dalam dirinya, sekaligus dapat diolah dan dilepaskan dari konteksnya, untuk menghadirkan kesan dan perasaan yang berbeda.

Kolase Opera O Polsce (2017) menyampaikan sebuah eksperimentasi yang menggabungkan arsip dan materi kontemporer, melalui elemen suara dan visual dengan penyusunan komposisi musik, untuk mengiringi perubahan yang terjadi dalam peristiwa keseharian orang-orang, dan darinya, menyoal identitas nasion Polandia itu sendiri. Electro-Pythagoras: A Portrait of Martin Bartlett (2017) menghadirkan subjek pemusik eksperimental Martin Bartleet, sebagai pelopor pengguna mikrokomputer di tahun 1970 & 1980an, Melalui arsip catatan harian, dan surat milik Bartlett, yang dibaca oleh narator.

Sementara pada film Waterland (2018), materi suara (soundscape dan percakapan) hadir dan dikedepankan tanpa gambar sehingga membuat kami memperlakukannya dengan berbeda. Film berdurasi pendek ini akan ditempatkan sebagai sebuah instalasi suara dalam ruang yang khusus, yaitu Ruang EPSON; yang terletak di Taman Budaya Yogyakarta. Film sekaligus instalasi ini bisa dinikmati setiap hari selama penyelenggaraan FFD 2018 pada pukul 13.00 – 17.00 WIB dan 18.30 – 20.30 WIB. Sedangkan, film-film lainnya akan diputar di IFI-LIP Yogyakarta pada 8 Desember 2018 pukul 13.00 WIB.