Wani Ngembeg

Menceritakan perjuangan sekelompok pemuda bernama BOSSENI dalam melestarikan, mengangkat derajat, dan mengubah pandangan masyarakat terhadap ebeg dengan menyelenggarakan pementasan ebeg tanpa ritual janturan bernama EbegFest di Alun-Alun Banjarnegara. Jalu Pamungkas, ketua BOSSENI dan penggagas EbegFest, menghadapi berbagai tantangan dari instansi dan seniman yang tidak setuju karena menghilangkan ciri khas ebeg yang sudah lama diturunkan dari para leluhur. Namun, setiap rintangan tidak mematahkan semangat BOSSENI untuk melestarikan budaya agar tetap terjaga, termasuk dengan cara beradaptasi dengan zaman.