1880 MASL

Sinopsis
Merah Jemang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah. Desa ini juga termasuk daerah transmigrasi yang dibuka pada tahun 1997. Sekian tahun mendiami desa tersebut, para transmigran akhirnya jenuh untuk memanfaatkan yang ada dengan hasil yang tak sebanding. Mereka pun mencari sampingan untuk menutupi kebutuhan mereka yang lantas memaksa mereka untuk membuka lahan baru di hutan.
Jadwal
Pemutaran 1
4 November 2024, 15:00 WIB
Pemutaran 2
9 November 2024, 15:00 WIB
Tim Produksi
Riyan Sigit Wiranto
Riyan Sigit Wiranto (Aceh Tengah, 1999). Pada 2017, ia memproduksi film dokumenter pendek berjudul 1880 MDPL bersama teman sekolahnya, Miko, ketika menempuh pendidikan di SMAN 5 Takengon Binaan Negeri Antara. Dengan latar belakang desa asalnya, film ini berusaha menilik keadaan warga yang hidup di wilayah hutan lindung. Bersama Yayasan Aceh Documentary, film tersebut sukses mendapat pengakuan dan penghargaan dari festival film di Indonesia. Beberapa waktu lalu, Riyan telah menyelesaikan studinya dari program Ilmu Komunikasi di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh. Kini, ia sedang menitik langkah menjadi petani cabai dan kopi.
Miko Soleh Budiman
Miko Soleh Budiman, atau akrab dipanggil Mike, lahir pada Maret 1999 di Tekangon, Aceh. Berasal dari keluarga sederhana di Aceh Tengah, Miko menempuh hingga pendidikan menengah di SMAN 5 Takengon Binaan Negeri Antara. Hobinya sebagai pencinta alam dan dunia audiovisual mengantar Miko kepada penciptaan film dokumenter pendek 1880 MDPL. Film yang didukung dan dibimbing oleh Yayasan Aceh Documentary ini tak hanya mendapat nominasi film terbaik di Aceh, tetapi juga mewakili Aceh di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2016 kategori Dokumenter Pendek.
Azhari
Lahir di Bireuen, Aceh, Azhari memulai ketertarikan dan petualangannya di dunia film dokumenter ketika duduk di bangku kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Minat film dokumenter berpadu dengan kepeduliannya atas daerah Aceh yang kemudian mengantarkannya pada penciptaan karya dokumenter Garamku Tak Asin Lagi (2010) yang menjadi film terbaik pilihan dewan juri pada Eagle Awards Metro TV. Sejak 2012 hingga kini, Azhari aktif berperan sebagai salah satu pendiri sekaligus pengelola dari Yayasan Aceh Documentary.
Detail
2016 Malang Film Festival | Short Documentary | Best Film