Murdijati Gardjito (2023): Menjaga Ketahanan Pangan Lewat Kuliner Warisan

— Ulasan Film
FFD 2023

Ketahanan pangan menjadi elemen penting dalam menjaga ketahanan nasional. Tanpa kualitas pangan yang baik, ketersediaan yang cukup, dan akses yang mudah, sebuah bangsa akan melemah dan perlahan kehilangan jati dirinya. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi selain sandang dan papan. Hak untuk memperoleh pangan sebagai hak asasi manusia yang dilindungi oleh negara melalui pasal 27 UUD 1945. Hak tersebut juga menjadi konsen dunia internasional sebagaimana tercantum pada Deklarasi Roma (1996). Sayangnya, keberjarakan masyarakat dengan pangan warisan menjadi urgensi penting yang mesti diberi jembatan penghubung. Murdijati Gardjito (Hindra Setya Rini, 2023) membuka wacana serta pemahaman mengenai gastronomi Indonesia.

Prof. Dr. Ir. Murdijati Gardjito merupakan akademisi, penulis, serta peneliti teknologi pangan dan gastronomi. Beliau menjadi dosen di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta semenjak tahun 1996 dan diangkat menjadi guru besar pada tahun 2007. Kecintaannya pada pangan, khususnya gastronomi Indonesia membuatnya tekun meneliti dan menulis buku. Selama puluhan tahun Murdijati meriset makanan tradisional bersama Pusat Kajian Makanan Tradisional (PKMT) UGM sejak tahun 1996. Sampai sekarang, di usia senjanya, beliau masih senantiasa menulis buku dengan dibantu para asistennya.

Perjalanan hidup Murdijati Gardjito diceritakan dengan saksama dalam Murdijati Gardjito (2023). Tak melulu soal pencapaian, film ini menyorot kehidupan domestik Murdijati yang tak banyak diketahui. Cita-cita Murdjiati muda menjadi diplomat terpaksa dikuburnya ketika ia tidak diizinkan ayahnya untuk meninggalkan rumah. Namun, tekadnya untuk memberikan sumbangsih dan mengenalkan Indonesia ke mata dunia senantiasa beliau jaga setelah masuk kuliah di FTP UGM. Di sana, beliau mulai menyadari adanya keganjilan dalam perkembangan kajian teknologi pangan pada saat itu: tak adanya makanan tradisional Indonesia. Pantikan itu membuatnya mendalami gastronomi Indonesia, khususnya makanan tradisional.

Kondisi kesehatan yang tidak baik perlahan merenggut penglihatan dan menurunkan pendengarannya. Dengan kondisi tersebut, Murdijati tak kontan menyerah. Beberapa kali beliau masih memberikan pelajaran melalui kelas daring. Namun, setelah kesibukannya di kampus berkurang, beliau malah semakin produktif dalam menulis buku. Dengan dibantu para asisten penulisnya, beliau menghasilkan puluhan buku yang telah terbit. Buku karya monumentalnya, Pusaka Cita Rasa Indonesia, berhasil mengumpulkan arsip ragam kekayaan makanan tradisional nusantara, mulai dari kudapan hingga hidangan utama.

Di kondisinya sekarang, Murdijati tidak berhenti berkarya. Malahan semangatnya untuk terus memberikan sumbangsih untuk bangsa serta negara terus membara. Beliau bersyukur kepada Tuhan, walau sekarang tidak lagi bisa melihat dunia, dunia dapat melihat karya-karya beliau dan sumbangsihnya pada Indonesia.

Murdijati Gardjito (2023) berkompetisi di kategori Kompetisi Dokumenter Panjang Indonesia Festival Film Dokumenter 2023. (Ahmad Radhitya Alam) (Vanis/Catharina)

 

Detail Film
Murdijati Gardjito
Hindra Setya Rini | 47 Min | 2023 | DI Yogyakarta | Warna | 13+

Jadwal Tayang
12.04 | Gedung ex Bioskop Permata | 13.00 WIB
12.07 | Auditorium IFI-LIP | 15.00 WIB