Our Youth in Taiwan (Yue Fu, 2018) membawa kembali pada ingatan di mana sunflower movement terjadi di Taiwan, peristiwa yang terkenal pada 2014 lalu. Sunflower movement merupakan gerakan sosial, sebagian besar anggotanya adalah mahasiswa yang melakukan protes terhadap media pemerintah, undang-undang (Service Trade Agreement) antara Taiwan dan Cina), serta ketidakadilan sosial.
Our Youth in Taiwan berfokus pada tiga subjek dalam film: Chen Wei-ting, aktivis Taiwan yang berjuang melawan Cina; Cai Bo-yi, pelajar Cina yang mencintai Taiwan; dan Yue Fu, pembuat film dokumenter Taiwan yang tertarik pada politik. Terdapat kegamangan akan peran ganda yang dimiliki oleh Yue Fu, sebagai subjek sekaligus sebagai sutradara film ini. Fu menempatkan dirinya sebagai narator, seolah menjadi suara Tuhan dalam film ini.
Alur Our Youth in Taiwan mengajak Anda untuk melakukan perjalanan waktu. Our Youth in Taiwan dibuka pada tahun 2017, ketika dua tokoh tengah menonton cuplikan rekaman tahun 2012 untuk memperingati peristiwa 4 Juni 1989. Setelahnya Anda akan dibawa melompat kembali ke tahun 2011, di mana Chen tengah memimpin protes damai terhadap monopoli media di Taiwan dengan anggota gerakan yang masih sedikit. Fu melengkapi penjelasan dalam film ini dengan narasi, mulai dari bagaimana proses ia dapat menjadi bagian dari gerakan sosial yang dipimpin Chen hingga ia dapat berteman dengan Chen dan Cai.
Beranjak ke tahun 2013, Fu dan Chen pergi ke Cina untuk menemui Cai. Kemudian mereka terhubung dengan gerakan sosial di Hong Kong. Seiring berjalannya waktu, pada 2014 sunflower movement berhasil menduduki gedung pemerintah Taiwan, Legislatif Yuan. Dengan anggota gerakan sosial yang cukup banyak. Hingga pada hari ke-21 sunflower movement memutuskan untuk meninggalkan Legislatif Yuan.
Setelah berakhirnya sunflower movement, Chen dan Cai terlibat ke dalam lembaga-lembaga demokratis. Cai mencalonkan diri menjadi Presiden Serikat Mahasiswa di universitasnya. Chen mencari pemilihan dewan di daerah asalnya dan memiliki tim yang mengendalikan citranya. Tetapi mimpi mereka tidak berjalan dengan mulus. Cai yang berkewarganegaraan Cina mendapat penolakan dari mahasiswa Taiwan, sehingga suara yang didapatkannya hanya sedikit. Di samping itu, Chen tersandung kasus pelecehan seksual yang menyebabkan ia mundur dari kampanye.
Pada awal hingga menuju akhir cerita, gaya Our Youth in Taiwan dalam pengambilan gambar film memanfaatkan kamera genggam untuk menampilkan Chen dan Cai dalam jarak yang dekat. Jarak dekat yang menggambarkan bahwa Fu mengikuti Chen dan Cai. Dengan suasana hingar bingar serta blur, ciri khas dalam gerakan sosial yang penuh pergolakan di dalamnya. Akan tetapi, Anda akan menemukan hal yang berbeda di akhir film. Pada akhir film, Fu memilih meletakkan kameranya di tripod untuk pengambilan gambar.
Pada akhir cerita Our Youth in Taiwan, dengan latar tahun 2017 Chen dan Cai dihadirkan dengan penampilan yang cukup berbeda dari sebelumnya. Terlihat dengan jelas perbedaan penampilan hingga emosi ketika bercerita dalam layar. Idealisme kaum muda ditunjukkan bersamaan dengan kerasnya kenyataan yang ada. Akan terjadi transisi dari masa remaja menuju dewasa. Perubahan dibentuk melalui pengalaman masa muda, melalui kegagalan yang menjadi pelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa Our Youth in Taiwan merupakan film yang dibuat dengan baik untuk menunjukkan semangat kaum muda memperjuangkan kepercayaannya. Sebagai mahasiswa yang identik dengan semangatnya yang berkobar, dibakar melalui gerakan-gerakan sosial.
Film Our Youth in Taiwan (2018) akan diputar di Festival Film Dokumenter 2019 dalam program Layar Layar Lebar, Layar Kekerasan pada 5 Desember 2019 pukul 19.00 WIB di Amphitheatre TBY. Cek jadwal festival untuk melihat agenda lengkap FFD 2019.
Penulis: Dinda Agita Dewi