Bagi seorang yang telah tumbuh dewasa, bekerja merupakan bagian dari tanggung jawab dan harga diri. Kesediaan untuk membanting tulang demi memenuhi kebutuhan hidup merupakan sesuatu yang lekat dengannya. Namun, di balik peluh mereka tersimpan banyak kisah dan suara yang sering tak tersampaikan. Suara itu coba dihadirkan kembali melalui In the Heat of the Fire (Yadanar Oo, 2023) di antara rekaman pekerja di pabrik pengecoran logam.
Dokumenter ini dibuka dengan percikan api yang saling bertumbukan di atas bara yang berkobar. Seorang lelaki muda sedang bekerja membentuk batang-batang logam yang masih membara. Tubuhnya basah oleh air yang disiramkan untuk mengurangi panas yang siap membakar tubuhnya. Ia kemudian menceritakan permulaan kisah asmaranya, saat pertama kali berjumpa dengan kekasihnya melalui aplikasi kencan daring sekitar empat atau lima tahun sebelumnya.
Aplikasi kencan dalam satu dekade terakhir menjadi populer sebagai medium menemukan pasangan. Para muda-mudi hingga lanjut usia sering kali menjadikan aplikasi ini sebagai jembatan untuk memutus ketidakmungkinan. Mereka percaya bahwa setiap manusia telah ditakdirkan untuk memiliki pasangan. Alhasil, tegangan limininalitas dunia maya dan nyata dapat dijangkau dalam gawai di genggaman. Peristiwa-peristiwa temporalitas dapat dirangkum dan dipupur menjadi profil yang (nyaris) sesuai standar.
Medium inilah yang akhirnya mempertemukan Kyaw Gyi, narator pertama dalam In the Heat of the Fire (2024) dengan pasangannya. Berawal dari pertemuan di ruang maya, mereka mencoba menjalin hubungan lebih serius. Namun, tembok relasi kuasa yang dibangun tebal oleh kakak kekasih Gyi membuat hubungan mereka seperti hilang arah. Mereka tak pernah dapat bertatap muka secara langsung, bahkan untuk sekadar berbagi foto wajah. Keadaan ini diperparah dengan keraguan Gyi dengan status hubungan mereka yang menggantung. Rasa cinta yang diperam dan kegetiran yang dipendam dalam-dalam berjalan beriringan dalam kemewaktuan mereka.
Di bawah atap yang menutupi pabrik pengecoran besi di Dagon Selatan, kisah Gyi bukanlah satunya-satunya suara yang tak tersampaikan dari kisah personal yang ditutup rapat-rapat. Di balik peluh dan darah yang silang saling berlumuran di tubuh U Naing Win, sang narator kedua dalam dokumenter ini, kisah heroik berbalut duka meluap-luap.
Cuaca yang panas dan kobaran api yang membara berjam-jam tidak membuat tekadnya untuk bekerja luluh. Ia memaksakan diri untuk bertahan dalam pekerjaan yang penuh risiko dan nyaris tanpa alat perlindungan yang layak. Pengalaman hidup yang keras memaksanya bertahan. Ia menikah dengan perempuan yang amat dicintainya dan dikarunia dua orang anak, perempuan dan laki-laki. Selama ini, istrinya menderita sakit kronis dan tak pernah membagikan rasa sakit itu kepada Win. Hingga pada suatu hari rasa sakit itu tidak lagi bisa ditahan dan membuat Win kaget sekaligus kebingungan. Upaya untuk menolong istri terkasihnya berujung pada duka. Win tak berhasil menyelamatkan belahan hatinya. Namun, penyesalan terbesarnya adalah ketika ia tak bisa mendengar langsung dari istrinya bahwa ia sedang menanggung rasa sakit itu. Terlebih, alasan istri Win tak memberitahunya karena ia tak mau membebani pikiran dan perasaan Win. Kini, untuk menutup kekecewaan pada diri sendiri dan penyesalannya, ia rela membanting tulang demi keluarga kecilnya.
Tegangan emosi yang menjalar sepanjang In the Heat of the Fire (2023) menciptakan pengalaman imersif yang mengoyak perasaan penonton yang turut terlibat dalam kisah cinta dan duka Gyi serta Win. Rangkaian montase rekaman yang ditangkap oleh Eno Jude sepanjang dokumenter ini saling menggenapi emosi yang dirajut. Usaha Sutradara Yadanar Oo untuk memberikan ruang untuk suara-suara yang sudah lama tertutup rapat untuk disuarakan di ruang publik melalui rakitan tangan dingin Zin Mar Oo.
Momen-momen intim kebahagian para pekerja pabrik yang jarang tersorot, terekam dengan intim dalam dokumenter ini. Ekspresi dan mimik muka Gyi serta Win mendapatkan perhatian lebih untuk menangkap setiap emosi yang terpancar dari wajah mereka–baik senyum bahagia, haru, sedih, hingga tangis. Alhasil, usaha untuk mengungkap sisi lain para pekerja pabrik pengecoran besi ini dapat tersalurkan kepada para penonton dengan lebih intens. Perasaan-perasaan yang meluap dari lubuk hati para pekerja tersebut tumpah ruah di sela-sela bara yang terus berkobar melumat besi. Simak kisah mereka selengkapnya lewat In the Heat of the Fire (2023) yang tayang dalam Program Docs Docs: Short! FFD 2024. (Ahmad Radhitya Alam) (Ed. Vanis)
Detail Film
In the Heat of the Fire (Mee Hnint Atu Shin Than Chin)
Yadanar Oo | 18 Min | 2023 | Myanmar
Official Selection for Docs Docs: Short!
Festival Film Dokumenter 2024
Jadwal Tayang
Nov. 3 | 19:00 WIB | Militaire Societeit, TBY
Nov. 5 | 19:00 WIB | Amphitheater, TBY