Ibnu Nurwanto – The Wood (2024): Kepada (dan Melalui) Patung Kayunya, Ibnu Bercerita

— Ulasan Film
FFD 2024

“Ibnu ya Ibnu saja. Pekerjaannya tukang patung, bukan tukang bikin patung, bukan terima order patung, bukan terima pesanan patung. Ibnu mematung secara personal,” ujar pria bersurai putih gondrong yang akrab disapa Ibnu itu dengan lugas. Di kalangan rekan-rekan senimannya, Ibnu Nurwanto telah ditasbihkan sebagai maestro dalam gelanggang seni patung Indonesia. Konsistensi, dedikasi, serta eksplorasi artistiknya yang khas melalui medium kayu selama lebih dari 50 tahun tak perlu diragukan lagi. Nama Ibnu berikut karya-karyanya telah melanglang buana ke berbagai pameran seni rupa Indonesia. Kendati demikian, dirinya tetap ingin dikenal sebagai seorang Ibnu Tukang Patung saja.

Patung kayu telah dan terus menjadi kemasan bagi cerita-cerita yang hendak Ibnu lantangkan. Cerita tentang cintanya pada kehidupan, kesakitan, hingga ke Sang Pencipta. Cerita yang menawan sekaligus juga sarat akan semangat pergerakan. Penguasaan pada teknik dan seluk-beluk karakteristik kayu menjadi pondasi Ibnu dalam mencipta patung-patung surealis yang khas dan bernas. Ia percaya, setiap pahat yang ditorehkan bukanlah suatu kebetulan.

“Ada yang mau gue sampaikan. Mungkin semua pengalaman batin gue bisa berguna buat orang lain; bisa bikin lebih merenung, lebih bijaksana, lebih bisa bersikap penuh kasih, berbudi pekerti, dan berakhlak bagus,” harapnya. Bagi seorang Ibnu Nurwanto, berkarya sama artinya dengan bernafas. Saban hari, ia terus mengeruk potensi diri dan mengabdikan raga demi meniupkan jiwa pada patung-patung kayunya. Usia senja tak lantas melunturkan produktivitasnya. Ibnu meyakini bahwa modal berkarya cukup dengan kejujuran, niat, dan semangat. Urusan tua–muda dan bakat, lewat.

Selama 61 menit, Sutradara Eriliando Erick mengajak penonton menyusuri jejak karya Ibnu Nurwanto lewat dokumenter panjang perdananya. Mulai dari rumah studio pinggir sungai yang tak pernah alfa melodi pahatan kayu Ibnu, kesaksian hidup dari kerabat dan teman terdekatnya, ruang pameran Balai Budaya Jakarta, hingga ruang rahasia Ibnu bersama sosok Gadis Kecil yang sempat menjadi lentera tatkala hidup sedang menyurukkannya pada saat-saat yang gelap. Meski begitu, di saat-saat tergelap pun, Ibnu tetap bertahan, bangkit, dan berkarya kembali. Bernapas.

“Gue bukan seniman. Gue kreator.”

Simak perjalanan Ibnu, Sang Kayu yang tampak kokoh, tetapi sebenarnya juga rapuh ini, dalam Ibnu Nurwanto – The Wood yang akan tayang dan berkompetisi di Kompetisi Panjang Indonesia FFD 2024. (Hesty N. Tyas) (Ed. Vanis)

 

Detail Film
Ibnu Nurwanto – The Wood (Ibnu Nurwanto – Sang Kayu)
Eriliando Erick | 61 Min | 2024 | DKI Jakarta, Indonesia
Berkompetisi dalam kategori Kompetisi Panjang Indonesia
Festival Film Dokumenter 2024

Jadwal Tayang
Nov. 4 | 13:00 WIB | Militaire Societeit, TBY
Nov. 8 | 15:00 WIB | Ruang Seminar, TBY