Bagaimana kita meninggalkan jejak untuk tetap ada setelah kita pergi? Bagaimana kisah-kisah yang pernah kita alami terus bergema, bahkan ketika kita sendiri sudah tidak lagi menjadi bagiannya? After the Snowmelt (Yi-Shan Lo, 2024) membawa kita menyelami kenangan yang membeku dalam balutan salju melalui perjalanan hidup dua sahabat terdekat sang sutradara, Chun dan Yueh, yang terperangkap di dalam gua di Nepal selama 47 hari. Di tengah tragedi ini, Yueh sebagai satu-satunya penyintas membawa tanggung jawab untuk mengungkapkan kisah yang belum usai.
Dengan kameranya, Yi-Shan tidak hanya ikut serta mencoba mencari jawaban, tetapi kembali menapaki langkah yang pernah diambil Chun di sepanjang trayek pegunungan Himalaya. Dalam setiap pendakian, Yi-Shan berusaha menghidupkan kembali perjalanan yang dulu dilalui sahabatnya. Meskipun waktu terus berjalan, jejak Chun tetap ada di sana, meninggalkan cerita yang masih ingin ditemukan oleh Yi-Shan, juga oleh kita sebagai penonton. Surat-surat terakhir Chun, foto-foto yang tersimpan, dan kenangan yang tidak pernah pudar, menjadi pengingat bahwa meskipun seseorang telah tiada, cerita mereka tetap hidup dan membawa gema di hati mereka yang tertinggal.
After the Snowmelt (2024) menawarkan refleksi tentang bagaimana kisah yang pernah ada terus menembus batas waktu dan ruang juga menyatu dengan masa kini dan masa depan. Dengan langkah-langkah yang pernah diambil Chun, Yi-Shan mengajak penonton untuk merenungkan warisan kehidupan dan apa yang kita tinggalkan untuk dunia setelah kita.
Namun, lebih dari itu, dokumenter ini bisa juga dimaknai untuk menghargai setiap detik kehidupan yang kita jalani, untuk tumbuh sebagai diri kita yang terbaik dan mengukir jejak yang akan dikenang, seperti Chun. Kami percaya bahwa hidup adalah tentang bagaimana kita terus memberi makna, meskipun badai salju datang menerpa. Karenanya, hiduplah dengan penuh kesadaran, menyemai kisah tiap langkah, tumbuh bersama waktu yang terus bergerak. Bagaikan salju yang perlahan mencair, kita meninggalkan jejak-jejak yang–meskipun mungkin tak terlihat–tetap abadi dalam hati dan ingatan dunia. Biarkan cerita-cerita kita berakar, mengalir, dan mekar, menjadi warisan bagi mereka yang datang setelah kita.
Beristirahatlah dengan damai Chun, dan temukanlah dirimu di alam yang abadi. (Tirza Kanya) (Ed. Vanis)
Detail Film
After the Snowmelt (雪水消融的季節)
Yi-Shan Lo | 111 Min | 2024 | Taiwan, Japan
Berkompetisi dalam kategori Kompetisi Panjang Internasional
Festival Film Dokumenter 2024
Jadwal Tayang
Nov. 4 | 19:00 WIB | Militaire Societeit, TBY