14 Paintings (2023): Lukisan, Replika, dan Komodifikasi

— Ulasan Film
FFD 2024

Desa Urban Dafen di Shenzen, China, dikenal sebagai desa kesenian dan episentrum produksi replika lukisan di Cina. Identitas desa Dafen sebagai desa kesenian sudah mengantar desa ini untuk menguasai industri produk lukisan sejak pertengahan tahun 2000-an (Arnold, 2017). Namun, transisi kondisi politik dan kebijakan pemerintah mengintervensi label dari desa Dafen yang notabene dikenal dengan produksi “jiplakannya” kini pemerintah mendukung para pelukis di Dafen untuk menjual karya yang mengedepankan “orisinalitas” lukisannya.

14 Paintings (Cheng Dongnan, 2023) mengeksplorasi sebuah perdebatan narasi mengenai tren komodifikasi lukisan di Dafen melalui representasi 14 lukisan dan cerita yang bermukim di balik hasil karya tersebut. Berangkat dari pertanyaan seperti, akan dipajang di manakah lukisan-lukisan ini? Apakah selera pasar memengaruhi lukisan? Bagaimana “orisinalitas” diposisikan oleh pelukis agar dapat relevan?, setiap lukisan menjawab satu per satu jawaban tersebut untuk kemudian membangun sebuah gambaran nyata mengenai ekosistem pasar seni dan bagaimana pemerintah maupun masyarakat ‘memperlakukan’ lukisan dan si pelukis (firstfilm.org, 2023).

Sutradara Chen menyajikan 14 lukisan tersebut dengan format “pameran seni” yang diterjemahkan melalui bentuk rangkaian montase lukisan tepat di mana semua karya tersebut dipasang (entah di tembok di pinggir jalan, kubikel kantor, atau bahkan di sebuah warung internet tempat bermain gim online). Selayaknya sebuah pameran lukisan, Chen juga menyediakan kutipan—berfungsi sebagai semacam “artist’s statement”—entah itu bersumber dari pelukisnya sendiri, kolektor salah satu lukisan, atau orang lain dalam menanggapi proses maupun lukisan itu sendiri dalam lingkup personal.

“Artis’s statement” tersebut kemudian penting dihadirkan untuk menemani susunan pameran 14 lukisan ini karena fungsinya sebagai kendaraan narasi dalam memahami kondisi sosial-politik Cina yang mengantar kita mengintip sedikit kondisi pelukis dilihat dari perhelatan besar seperti era Revolusi Besar Kebudayaan Proletar sampai pada masa pandemi COVID-19. Penggalan demi penggalan cerita yang hadir melalui kutipan personal dari pelukis ini satu per satu membentuk sebuah lanskap pemikiran mengenai problematisasi sosial apa saja yang menimpa para pelukis di Dafen dan apa yang melatarbelakangi mereka untuk terlibat dalam perputaran pasar seni di Dafen dengan berbagai berbagai macam pandangan mereka terhadap kebijakan pemerintah dan permintaan pasar dewasa ini.

Sebuah renungan hadir melalui representasi keempat belas lukisan, mewakili perasaan setiap orang yang berhadapan dengan kemelut permintaan pasar mematikan kreativitas. Banalitas produksi membunuh gairah dalam menciptakan karya dan jargon-jargon “orisinalitas” yang rasanya tidak pas dengan kondisi dan terlalu dipaksakan. Segeralah orang-orang yang terjebak dalam situasi ini untuk dapat pulih dan bergerak bebas lagi. (Gantar Sinaga) (Ed. Vanis)

Referensi
Arnold, F. (2017). “The World’s Art Factory Is in Jeopardy.” artsy.net. Accessed online in 14 October 2024 via https://www.artsy.net/article/artsy-editorial-village-60-worlds-paintings-future-jeopardy
FIRST FILM. “14 Paintings’ Director’s Statement.” Accessed online in 14 October 2024 via https://www.firstfilm.org.cn/en/movies-en/film-library-en/14-paintings/

 

Detail Film
14 Paintings (历历如画)
Dongnan Chen | 24 Min | 2023 | China
Official Selection for Spektrum
Festival Film Dokumenter 2024

Jadwal Tayang
Nov. 2 | 19:00 WIB | Militaire Societeit, TBY
Nov. 7 | 19:00 WIB | Amphitheater, TBY