Nishtha Jain dan Refleksi Kehidupan Manusia dalam Film-Filmnya

— Berita
FFD 2023

Melalui film-filmnya, Nishtha Jain selalu berusaha untuk menangkap nuansa dan konteks politik serta ekonomi yang mendalam. Ia membaurkan komentar sosial yang kuat dengan pendekatan personal yang menyentuh. Jain seringkali fokus pada bagaimana identitas para subjek di filmnya, seperti gender dan kelas, yang berdampak kepada pengalaman pribadi mereka. Dalam perhelatan Festival Film Dokumenter 2023, terdapat 4 film dari Jain yang ditayangkan. Dua diantaranya ditayangkan di Bioskop Sonobudoyo pada tanggal 7 Desember 2023, yaitu Proof (2019) dan City of Photos (2004). Setelah penayangan film, para penonton berkesempatan untuk mengikuti sesi tanya jawab bersama sang sutradara.

Berpijak pada pengalaman seorang dokter kandungan junior, Amandeep, di sebuah rumah sakit umum di Delhi pada tahun 1984, Proof (2019) berusaha merekonstruksi ketimpangan gender yang terjadi di India kala itu. Jain bercerita bahwa cerita dalam film ini merujuk pada kisah nyata dari awal karier salah satu dokter kandungan laki-laki pertama di India yang merupakan teman Jain. Jain ingin menunjukkan pandangan terhadap perempuan di mata masyarakat yang sangat patriarkis. Tentu saja, pandangan ini dicerminkan oleh perilaku yang patriarkis juga. “Sebuah bangsal perempuan adalah tolok ukur untuk apa yang terjadi di masyarakat luas. Dari sesederhana bagaimana orang-orang menginginkan anak laki-laki bukan perempuan, sampai bagaimana korban pemerkosaan diperlakukan.” ujar Jain.

Proof (2019) secara naratif mengikuti satu malam di mana Amandeep menyaksikan perlakuan buruk yang didapatkan oleh seorang korban pemerkosaan: ia dari awal sudah tidak dipercaya, dipandang sebelah mata. Jain menyatakan bahwa hal ini sering sekali terjadi, “mereka sudah melewati pemerkosaan, tetapi saat melewati prosedur (penanganan), perempuan-perempuan ini malah ‘diperkosa’ lagi, tapi sekarang oleh masyarakat luas, dengan cara-cara yang berbeda.” Melalui Proof (2019), Jain ingin menunjukkan realitas bahwa mungkin tidak semua perempuan menunjukkan dukungan dan simpati ke perempuan lain. Menurutnya, masalahnya juga terletak di masyarakat secara kolektif, di mana perempuan mungkin karena sudah terlalu terbiasa menghadapi patriarki sehari-hari malah menjadi penopang sistem patriarkis tersebut.

City of Photos (2004) merupakan sebuah dokumenter yang berusaha menangkap dunia “lain” dalam dunia studio foto di berbagai kota di India. Masih dengan pendekatan yang lebih personal, Jain mengikuti cerita-cerita para pelanggan, harapan, dan impian mereka berdasarkan pilihan-pilihan mereka dari busana sampai latar belakang untuk foto. Jain memberikan komentar sosial terkait pandangan masyarakat tentang kelas dan aspirasi-aspirasi kelas menengah ke bawah yang tidak bisa dicapai diekspresikan saat mereka foto di studio. Jain juga mencoba untuk membawakan cerita dan sudut pandang alternatif dengan komentar sosio-ekonomik sendiri. Ternyata, komunitas-komunitas termiskin di India banyaknya adalah komunitas Muslim. Ia membawa cerita terkait popularitas studio foto di antara komunitas Muslim. “Semua orang ingin melakukan hal-hal yang mereka tidak boleh lakukan. Di antara mereka (komunitas Muslim), ternyata ada sebuah larangan terkait berfoto. Mereka merasa bersalah, tapi tentunya ini tidak menghentikan mereka.” ujar Jain.

Walaupun City of Photos (2004) dan Proof (2009) merupakan 2 film yang sangat berbeda dari gaya sinematik dan tematik secara keseluruhan. Namun, tanda-tanda khas seorang Jain sangat terlihat. Pendekatan yang sangat berpusat kepada manusia dan hubungan antara manusia yang membangun dinamika masyarakat. Dokumenter sejatinya sepatutnya seperti itu, membuat kita bercermin kepada apa peran yang kita mainkan dalam pembentukan dinamika ini.

Diliput oleh Aradi Ghalizha pada 7 Desember 2023.