Pitching menjadi satu––tapi juga tak semata––momen penting dalam tahap penggarapan proyek dokumenter. Bak anggota dari satu tubuh yang utuh, pitching berperan fungsional dalam menggerakkan sekaligus digerakkan oleh berbagai proses lain dalam perjalanan produksi dokumenter yang panjang. Seperti yang disampaikan oleh Paul Pauwels kepada para peserta IDOCLAB 2024 di sesinya, “Those few minutes when the spotlight is on you are just one part of a much longer process. There will be many more steps, and the outcome of your efforts will depend on all those moments combined. (Beberapa menit di bawah sorot forum pitching hanyalah bagian dari proses yang masih sangat panjang. Masih ada lebih banyak tahapan yang harus dilalui, dan hasil dari kerja kerasmu akan bergantung dari kombinasi atas keseluruhan proses tersebut).”
Bagaimana pun juga, peran pitching menjadi signifikan bagi pembuat film untuk mendukung kelancaran proses dari pra dan pasca produksi hingga distribusi proyek dokumenter. Selayaknya “open house”, forum pitching memungkinkan filmmaker bertemu dan terhubung dengan sumber-sumber pendanaan potensial yang diharapkan berkenan bermitra demi mewujudkan proyek dokumenter yang dicita-citakannya. Lebih jauh dari itu, arena pitching juga dapat menjadi sarana berjejaring jangka panjang yang saling menguntungkan bagi para pelaku industri perfilman dokumenter di hari kemudian.
Menyadari hal tersebut, lokakarya kedua IDOCLAB 2024 berfokus membekali para peserta dengan fasilitasi intensif berupa materi hingga presentasi final pitching. Sebanyak delapan tim yang terdiri atas sutradara dan produser proyek dokumenter terpilih IDOCLAB 2024 telah melaksanakan final pitching pada Jumat, 8 November 2024, di Hotel GAIA Cosmo, Yogyakarta. Tak hanya mentor, forum pitching IDOCLAB 2024 yang akan menjadi penentu bagi tiga proyek untuk kemudian mendapatkan dukungan dana produksi ini juga dihadiri oleh sederet panelis profesional. Mereka adalah Swann Dubus, (filmmaker asal Prancis), Amelia Hapsari (Direktur Komunikasi Ashoka), serta Thong Kay Wee (Direktur Program SGIFF).
“Forum pitching ini jadi bagian penting yang tidak bisa ditinggalkan (dari keseluruhan proses penggarapan proyek dokumenter) karena (sifatnya) sangat serius. Pitching menjadi laboratorium yang sesungguhnya untuk meningkatkan kapasitas para sutradara dan produser. Semoga lewat forum pitching IDOCLAB ini kita bisa melahirkan lebih banyak dokumenter yang menceritakan soal siapa kita; siapa Indonesia.” Demikian tutur Marlina Machfud selaku Pamong Budaya Kementerian Kebudayaan RI dalam sambutan singkatnya di forum final pitching IDOCLAB 2024 pada Jumat (8/11) lalu.
Terdapat delapan proyek terpilih yang berkesempatan melakukan pitching di hadapan para mentor serta panelis di IDOCLAB 2024 kali ini. Kedelapan judul proyek tersebut adalah: Radu (A Ghost Story from Reba), Agoni dan Batu-Batu dari Timur (Agoni and Stones from the East), Naga-Naga Telah Menghilang (Dragons Disappearance), Masih ada Ikan di Laut (Fish on the Sea), Bonus Umur (The Extra Years), The Final Days of Alverno, Gejolak Insan Muda (The Turmoil of Young People), dan The Unknown Prologue. Setiap tim mendapatkan waktu tujuh menit untuk menyampaikan proposal serta menayangkan cuplikan proyek dokumenter yang akan/sedang mereka garap. Berbagai tema, mulai dari sejarah, relasi keluarga, masyarakat adat, alam dan lingkungan, sosial dan ekonomi, hak asasi, hingga eksistensi diri mewarnai forum pitching kali ini. Sesuai dengan peta misi yang digagas oleh IDOCLAB, berbagai nuansa tema dokumenter tersebut diharapkan mampu merepresentasikan kenyataan visual autentik tentang Indonesia yang sekaligus juga terkoneksi dengan tema-tema aktual pada masyarakat global.
Diliput oleh Hesty N. Tyas pada 8 November 2024 (Ed. Vanis)