Apa yang memungkinkan bagi kita untuk menangkap berbagai sudut pandang dalam ribuan peristiwa di Asia, dengan menampilkan berbagai perjalanan sebagai bagian dari realitas? Ada banyak film Asia yang memiliki perspektif unik untuk menggambarkan masyarakatnya secara dekat. Melalui dinamika di Cina dan Jepang, misalnya, dengan narasi yang kuat dan karakter yang menawan.
Dua film dalam program “Fragmen Kecil Asia” merupakan fragmen kecil dari sekian banyak pilihan melihat Asia melalui fenomena dalam masyarakatnya. Melalui film Danchi Woman (2018) yang akrab menangkap rasa humor Shizu, kita menelusuri cerita wanita berusia 85 tahun. Ia memilah relik masa lalunya; kenangan-kenangan yang akan tetap dia simpan dan yang dapat dia lepaskan. Atau tepatnya harus dilepaskan, karena ia mau tidak mau harus meninggalkan kenangan tersebut di dalam danchi, sejenis hunian murah, yang harus telah ia tinggali selama tiga dekade. Lalu memulai peristiwa baru di tempat baru di umur yang sama sekali tidak muda.
Semantara, di lorong-lorong Dafen, dengan populasi 10.000 jiwa, ratusan petani beralih profesi menjadi pelukis minyak, menghasilkan ribuan replika lukisan Barat dalam film Dreaming of Van Gogh (2007). Mereka berhasil menghasilkan karya-karya yang memukau. Desa itu seolah menjadi pijakan awal bagi mereka untuk menjadi seniman: mengejar impian dengan tenggat waktu yang ketat. Lewat karakter Xiaoyong Zhao dan keluarganya yang telah melukis sekitar 100.000 lukisan Van Gogh, Yu Haibo dan Kiki Tianqi Yu mencoba merekam relasi antara Zhao dan Van Gogh. Relasi yang hanya ada di dalam kepala dan lukisan-lukisan Zhao, hingga saat itu akhirnya mengunjungi Museum Van Gogh di Amsterdam.
Program “Fragmen Kecil Asia” akan diputar tanggal 11 Desember 2018 pukul 15.00 WIB di IFI-LIP Yogyakarta. Silakan cek jadwal untuk informasi terkait agenda lengkap FFD 2018.