Review Film: Więzi (2016)

— Ulasan Film
FFD 2018
Review Film: Więzi (2016)

Więzi (2016) –kemudian lebih dikenal dengan Close Ties– adalah sebuah film yang menunjukkan arti berbeda dari sebuah hubungan dekat. Diceritakan pasangan lanjut usia, Barbara dan Zdzislaw Torhan. yang menghabiskan hari-hari tuanya dengan percakapan mengenai keuangan, tagihan rumah tangga, serta perdebatan-perdebatan sederhana. Semua itu hadir nyaris tanpa kalimat-kalimat pujian, namun sangat logis sekaligus jenaka untuk dinikmati. Mereka terjebak dalam sebuah hubungan emosional yang tidak mudah untuk dijelaskan. Barbara selalu bersikap dingin pada Zdzislaw, yang pernah meninggalkannya selama delapan tahun demi wanita lain. Zdzislaw kemudian kembali tinggal bersama Barbara setelah sakit-sakitan. Meski demikian, ia selalu bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Pada suatu kesempatan, Zdzislaw mengutarakan keinginannya kepada Barbara untuk mengadakan  sebuah perayaan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-45. Baginya, perayaan tersebut adalah bukti untuk anak dan cucunya bahwa kehidupan rumah tangga yang dijalani oleh sepasang manusia hampir seumur hidup mereka memang benar-benar nyata. Tapi, sekali lagi, Barbara menyikapinya dengan dingin. Mengadakan perayaan ulang tahun pernikahan di tengah masalah yang mereka alami sebelumnya adalah sebuah hal yang menggelikan baginya. Hingga akhirnya, pada momen perayaan itulah, di depan seluruh anggota keluarganya, Zdzislaw melakukan hal yang sebenarnya sangat dinantikan oleh Barbara. Momen ini sekaligus mampu mencairkan gunung es di antara mereka dan menjawab pertanyaan besar tentang siapa diri mereka yang sebenarnya, melalui kekuatan saling memahami dan mengampuni.

Więzi mampu menghadirkan atmosfer romantis tanpa perlu memunculkan dialog-dialog yang romantik. Paling tidak, itulah yang terasa jika dibandingkan dengan kisah asmara lansia lainya yang lebih populer seperti Carl dan Ellie Fredricksen dalam film animasi Up (2009). Namun, kondisi ini bukan semata karena ini adalah sebuah karya dokumenter. Lebih dari itu, Zofia Kowalewska memiliki kepekaan untuk menangkap realitas hubungan emosional Barbara dan Zdzislaw Torhan –yang tidak lain adalah kakek dan neneknya sendiri– ke dalam visual yang tampak begitu hangat dan intim.

Pada kenyataannya, sebuah hubungan dekat terjalin bukan tanpa masalah. Dan, tentu saja masalah datang pada siapa saja tanpa kenal usia. Ini adalah sebuah kisah tentang bagaimana masalah akhirnya malah menghadirkan sebuah intimasi melalui momen-momen emosional. Keterbukaan dan kepercayaan sang kakek membuat Zofia Kowalewska memberanikan diri untuk mengabadikan kisah keluarga mereka ke dalam sebuah karya dokumenter; supaya dapat dinikmati oleh banyak orang. Tidak mengherankan jika akhirnya film debut ini mampu masuk ke dalam 17 nominasi di berbagai penghargaan film internasional.

 

Więzi merupakan salah satu film dalam program “Polish Documentary” yang diputar pada 9 Desember 2018 di IFI-LIP Yogyakarta pukul 13.00 WIB. Cek jadwal untuk mengetahui agenda selengkapnya.

 

Penulis: Christen Stephanie