Kanaka (2023): Menyiasati Hidup Hari Ini dan Nanti

— Ulasan Film
FFD 2023

Mendengar lontaran kata-kata beragam tendensi dan makna adalah hal yang akrab bagi telinga para penyedia layanan kecantikan, tak terkecuali Mikha. Sebagai seorang pelukis kuku, ia bertindak tak hanya sebagai seniman yang sedang berkarya, tetapi juga menjadi teman sekaligus tempat bercerita para pelanggannya. Menelan cerita duka dan ceria seraya menutupi keluhnya sendiri dengan gosip dan tawa adalah bagian dari keseharian Mikha yang dirangkum dalam dokumenter Kanaka (Regina Surbakti, 2023).

Mukim bertiga dengan anak dan suaminya, Mikha laun mengkhawatirkan perannya dan suaminya sebagai pencari nafkah yang berbenturan dengan waktu untuk anak mereka, Gendis. Latar belakang pekerjaan dan hal-hal yang ia dengar dari pelanggan membuatnya ragu untuk membiarkan Gendis ikut tumbuh besar bersamanya ketika ia bekerja. Namun, baginya tak mungkin melepas satu-satunya pekerjaannya karena kelangsungan hidup mereka adalah taruhannya.

Kanaka (2023) menawarkan pertanyaan bagi para penontonnya mengenai peran sosial dan personal. Sejauh mana perempuan dapat ‘diterima’ sebagai tumpuan ekonomi dan apa yang pada akhirnya harus dipertaruhkan untuk mempertahankan hal itu. Kehidupan Mikha dan keluarganya dalam Kanaka (2023) adalah bukti konkret bahwa keterlemparan keluarga dalam kondisi ekonomi yang jauh dari ideal selalu memaksa kepala manusia untuk menentukan siasat-siasat berikutnya. Membuat manusia mengulang dan menemukan caranya untuk menyiasati hidup seraya dipaksa menjawab pertanyaan, “Besok hari, kita mau melakukan apa? Besok hari, kita mau hidup seperti apa?”.

Dengar dan temui Mikha di program Kompetisi Pendek Festival Film Dokumenter 2023; boleh jadi, kita adalah Mikha-Mikha lainnya. (Athallah, Tuffahati) (Vanis/Adinta)

 

Detail Film
Kanaka
Regina Surbakti | 25 Menit | 2023 | DI Yogyakarta | Warna | 13+

Jadwal Tayang
12.05 | Bioskop Sonobudoyo | 19.00 WIB
12.09 | Auditorium IFI-LIP | 15.00 WIB