Garden Amidst the Flame (2022): Imaji Perempuan dalam Adat yang Sungguh Lelaki

— Ulasan Film
FFD 2023

Cukur alismu dan kamu akan bisa melihat arwah, katanya. Barangkali benar kata Mikha. Kakaknya, Virsay, kembali ke rumah dengan sambutan dari leluhur mereka yang bukan manusia. Alih-alih terkejut, Virsay menghidupi lini masa yang tidak linear, ikut berdendang dan menari dengan anak-anak perempuan sepantaran dengan adat Minahasa. Garden Amidst the Flame (Natasha Tontey, 2022) adalah sebuah karya menantang hipermaskulinitas dalam ritual karai yang ia alami sepanjang pengalamannya meneliti adat Minahasa.

Bertempat di desa di Kabupaten Minahasa, petualangan Virsay dan Mikha dimulai. Melagukan puji-pujian pada Yang Kuasa dengan bahasa Minahasa, menari bersama, hingga berdoa adalah kegiatan yang akan kita jumpai dalam Garden Amidst the Flame (2022). Secara surealis, dengan pemilihan tona warna yang nyentrik, Natasha Tontey menggambarkan bentuk ketertempatan perempuan dalam adat Minahasa yang lekat dengan hal-hal berbau lelaki. Sikap non-antroposentris tersirat dalam penghormatan sekelompok anak perempuan itu terhadap harapan dan perlindungan dari leluhur yang telah hidup dan mati melampaui mereka.

Dengan menabrakkan asosiasi tradisi dan modernitas, Garden Amidst the Flame (2022) memikat kita secara lihai. Pilihan artistik yang nyentrik mengawinkan apapun yang kita lihat dan dengar menjadi sesuatu yang asing tetapi utuh. Disajikan sehangat tinutuan buatan Kakek Yop, Garden Amidst the Flame (2022) dapat disaksikan dalam program Lanskap: Grotesque Cinema Festival Film Dokumenter 2023. (Athallah, Tuffahati) (Vanis)

 

Detail Film
Garden Amidst the Flame (En Úma an Únèr I Wà’à)
Natasha Tontey | 27 Min | 2022 | Sulawesi Utara | Warna | 17+

Jadwal Tayang
12.05 | Auditorium IFI-LIP | 13.00 WIB
12.08 | Gedung ex Bioskop Permata | 18.40 WIB