Kompetisi Pendek

Catatan Program

Tahun ini, keberagaman terasa dalam Kompetisi Pendek dengan adanya film-film berupaya untuk menghadirkan pendekatan kreatif dan eksperimentatif dalam penyajiannya sebagai film dokumenter. Cara tutur ini menandakan adanya variasi cara dalam mengisahkan sebuah cerita dalam “realitas” yang dipersepsikan. Film-film dalam program ini bukan hanya mencerminkan visi pembuatnya, tetapi menunjukan kedekatan dengan para protagonis yang diangkat, atau pemahaman mendalam mengenai topik serta itu yang mereka selisik.

Kelima film yang berkompetisi di Kompetisi Pendek tahun ini membawakan isu-isu masa kini, yang kemudian membentangkan jembatan multiarah menuju masa lalu dan masa depan. Mulai dari isu kolektif, hingga personal dan domestik. Arsip, cerita rakyat, kenangan, surat, serta identitas menjadi elemen yang efektif dalam dokumenter seleksi program ini. Gaya penyajiannya memberikan tambahan pengetahuan atau mengundang pertanyaan lebih lanjut yang tidak hanya sebatas pada tataran kognitif, tetapi juga mengantar dampak emosional, reflektif, dan kesan yang tinggal.

Juri

Kong Rithdee

Kong Rithdee memulai kariernya pada 1996 sebagai penulis bidang budaya (meliputi film, sastra, dan seni visual) untuk surat kabar berbahasa Inggris, The Bangkok Post. Dia berkontribusi pada berbagai majalah film internasional dari akhir tahun 1990-an hingga sekarang. Sejak 2019, ia menjabat sebagai wakil direktur di Thai Film Archive, sebuah lembaga pelestarian dan pendidikan, sambil terus menulis untuk beberapa publikasi berbahasa Inggris dan Thailand. Kong telah menjadi juri di beberapa festival film selama dua dekade terakhir, termasuk Rotterdam, Singapura, Hong Kong, Jeonju, Busan, Vancouver, Dubai, dan masih banyak lagi.

Mira Asriningtyas

Mira Asriningtyas adalah kurator independen dan penulis seni. Ia menyelesaikan program kuratorial di De Appel Curatorial Program (Amsterdam), RAW Material Company (Dakar), serta meraih gelar pascasarjana Seni dan Masyarakat dari Universitas Utrecht. Mira telah mengkurasi pameran di institusi seperti Stedelijk Museum, FSRR, ISCP, MAIIAM, dan lainnya. Pada 2017, ia memprakarsai proyek seni 900mdpl di Kaliurang, Yogyakarta. Pada 2024, Mira bersama Dito Yuwono diangkat sebagai direktur Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat di Yogyakarta.

Sébastien Simon

Berdomisili di Busan, Korea Selatan, Sébastien Simon adalah seorang pembuat film Prancis, dosen tamu di Dongseo University International College, dan juru program Busan International Short Film Festival. Ia lulus dari sekolah film ESEC dan Université Paris 1 Panthéon Sorbonne. Simon adalah alumni Berlinale Talents (2024) dan BiFan’s Fantastic Film School (2020). Karya-karya penyutradaraannya meliputi One-Minded (2014), Tetsu Kono’s Crazy Routine (2016), The Troubled Troubadour (2016), dan The Old, The New, and The Other (2022).

Komite Seleksi

Amalia Sekarjati

Amalia Sekarjati–biasa dipanggil Sekar–adalah seorang pegiat dan pekerja seni dan budaya, khususnya film. Berawal dari pekerjaannya sebagai publisis dan staf humas untuk bioskop alternatif di Jakarta, Indonesia, ia kemudian banyak terlibat dalam penyelenggaraan acara-acara film. Ia juga pernah bekerja sebagai reporter film dan menjadi bagian dari inisiatif distribusi film. Saat ini, ia fokus melanjutkan petualangannya di bidang pengarsipan setelah menyelesaikan studi formalnya di bidang tersebut.

Lee Yve Vonn

Lee Yve Vonn adalah produser Malaysia yang bekerja di Afternoon Pictures dan telah mengikuti Busan Asian Film School, SEAFIC x PAS Lab, Berlinale Talents, dan lain-lain. Selama satu dekade, ia mempresentasikan proyek film panjang di Golden Horse FPP, GZDoc, Locarno Open Doors, Berlinale TPM, HAF, NAFF, TFGM, Tokyo Docs, dan IDFA Forum. Yve Vonn memproduseri film Silver Hanuman yang memenangkan Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Oasis of Now (Busan, Berlinale), dan memproduseri film yang memenangkan penghargaan NETPAC, Hungry Ghost Diner (BiFAN, Rotterdam).

Rugun Sirait

Seorang pekerja lepas yang pada tahun 2023 telah menyelesaikan program master di bidang Antropologi Digital di UCL. Rugun memiliki ketertarikan yang kuat pada berbagai bentuk media dan budaya internet. Baru-baru ini, ia mengajar antropologi, ikut serta dalam residensi seni Youth of Today di Ruang MES 56, dan menjadi partisipan dalam Flaherty Seminar ke-69. Rugun sangat percaya bahwa media tak bisa dilepaskan dari konteks dan isu-isu yang melingkupinya. Ia bekerja di antara etnografi digital, pemrograman film, produksi film, dan yang lainnya.