Festival Film Dokumenter 2023

  • Jika menyelenggarakan sebuah festival film adalah hal yang tak mudah, maka mempertahankan dan membuatnya terus bergerak adalah perihal yang lebih berat lagi. Memasuki tahun ke-22, kami menyadari bahwa terdapat banyak rintangan–atau bahkan pertanyaan–untuk terus bertahan. Namun, sepanjang lebih dari dua dekade tersebut, kami berusaha untuk terus belajar, tumbuh, berefleksi, dan mencoba bertransformasi.

    Saat ini, kita menyaksikan nilai-nilai demokrasi yang telah lama dipegang teguh tengah diuji. Bayangan atas dunia esok yang lebih baik berkebalikan dengan realitas yang memaparkan ketidakadilan dan ketimpangan berkelindan di sekeliling kita. Krisis ekologi sosial, bencana global, diskriminasi, hingga praktik kolonialisme masih terus terjadi. Saya rasa, kita tidak memiliki alternatif lain selain terus berupaya optimis. Memosisikan optimisme sebagai kebutuhan mutlak adalah salah satu cara menabrak keadaan yang ada. Untuk itu, semangat solidaritas dan seruan penghapusan penjajahan dalam bentuk apa pun dan di mana pun itu harus terus kita gaungkan.

    Kami selalu percaya bahwa film dokumenter adalah alat dan media yang kuat untuk menciptakan perubahan positif di dunia. Begitu juga melalui festival ini, kami berusaha mempertemukan berbagai kisah dari seluruh dunia yang belum pernah kita saksikan sebelumnya sehingga membuat kita saling terhubung. Kami berterima kasih atas keterlibatan dan partisipasi para pembuat film dokumenter melalui karya-karya terbaiknya pada festival tahun ini. Kemunculan talenta baru, keberanian melantangkan isu, serta keterbukaan ruang ekshibisi dan apresiasi dokumenter memperkuat harapan kita atas transformasi ekosistem yang lebih baik.

    “Merekam yang tersisa, mencari yang tersembunyi, menemukan kearifan semesta” menjadi slogan yang tersurat sebagai tanda bahwa FFD akan terus bergerak. FFD tak lain adalah bagian dari masyarakat sebagai pelaku aktif kebudayaan yang berupaya mencari tahu dan mencoba menjawab kebutuhan dan tantangan untuk memajukan ekosistemnya. Kami sadar bahwa kami tidak sendiri. Satu hal yang pasti, ekosistem dokumenter Indonesia ini sedang bertumbuh dan tidak ajeg berada di posisi yang sama.

    Sebagai salah satu program aktif Forum Film Dokumenter, FFD senantiasa membuka diri untuk merengkuh jalinan kerja sama yang integral, yang kami percayai dapat memberikan dampak positif bagi ekosistem dokumenter Indonesia maupun dunia. Hal ini juga kami wujudkan dalam pembentukan kerangka program lain berupa lokakarya produksi hingga pengembangan koleksi film dokumenter Indonesia sebagai partisipasi aktif untuk menopang kebutuhan ekosistem yang ada.

    Apresiasi kami juga untuk pemerintah yang mulai hadir secara nyata dengan dukungan, peluang, dan kemungkinan-kemungkinan bagi kita semua untuk bisa memperkuat program-program yang berdampak. Yang dibutuhkan hari-hari ini adalah konsolidasi antarpelaku dokumenter yang tersebar di seluruh wilayah negeri ini. Selanjutnya, semoga FFD sebagai ruang mampu bersinergi dan berkolaborasi dengan lebih baik lagi untuk semakin memperkuat ekosistem ini.

    Mengutip Gramsci, “Pessimism of the intellect, optimism of the will.” Panjang umur dokumenter Indonesia!

    Kurnia Yudha F.

  • Pasca isu kesehatan global sejak tiga tahun lalu, perjumpaan dan perhelatan terbatas telah sampai pada akhirnya. Sejak tahun lalu, berbagai peristiwa seni kembali ke ruang-ruang kota, terselenggara di berbagai situs, dan dipadati masyarakat. Kita telah kembali ke realitas yang berubah. Inflasi, situasi-situasi sosial, perang di Eropa, hingga polarisasi politik yang berdesakan baik pada konteks lokal maupun global. Ritme suatu budaya adalah narasi yang berkelanjutan dan berkembang yang menghubungkan peristiwa, waktu, manusia, hingga ke generasi lewat telusur tema, arketipe, struktur, nilai, harapan serta motif berulang yang mendasarinya.

    Dokumenter memberi suatu representasi yang mutlak dan dapat diandalkan dari pertarungan argumentasi atau analisis beberapa elemen dari realitas yang ingin disampaikan. Penonton mengharapkan jaminan lebih dari informasi visual yang dianggap selalu dapat diandalkan sebagai salah satu elemen terkuatnya melalui sinematografi dan jejak gambar hingga realitas-realitas yang disunting. Sementara sinema bukan saja membicarakan elemen visual dalam gambar bergerak yang kita maknai sebagai film tetapi bagaimana kita menerima serta menampilkan interaksi tersebut dalam porsi dan dosis yang tepat baik pada durasi film maupun dalam berbagai bentuk narasi dan mediumnya.

    Pertanyaan tentang cara terbaik untuk mendefinisikan film dan/atau video dokumenter serta membedakannya dari film fiksi senantiasa memesona dan menjadi pembicaraan yang tak berujung. Sifat khusus dari media film, khususnya penggunaan gambar fotografis dan rekaman suara, tidak mudah untuk dikonseptualisasikan kaitannya dengan perbedaan film fiksi/nonfiksi. Berbagai film hibrida berada pada batas-batas yang tidak jelas antara fiksi dan nonfiksi serta tidak pernah masuk dalam kategori genre (konvensional) yang selama ini kita yakini menjadi perkembangan dan dinamika itu sendiri dalam mendefinisikan pertumbuhan dokumenter.

    Spirit yang mendasari Festival Film Dokumenter setiap tahunnya adalah bagaimana nilai-nilai dan cara pandangan yang dinamis terhadap dunia serta perubahannya dapat mempersatukan kita melalui berbagai medium dan aktivasinya di ruang publik. Film-film tahun ini merupakan perjalanan melintasi waktu dan jarak geografis yang membawa ritme realitas dari berbagai belahan dunia. Sebuah narasi kecil yang mengandung unsur utopia/distopia dan bagaimana mengakui harapan sebagai konsep yang ambivalen diwujudkan dalam transisi harapan individu ke harapan kolektif serta tindakan solidaritas.

    Selamat menonton perjalanan dan siklus waktu dalam fragmen kecil di FFD 2023!

     

    Alia Damaihati

Penghargaan

  • Dokumenter Panjang Internasional Terbaik

    Songs of Souls

    Sai Naw Kham
    2023 — 71 min — Myanmar
  • Dokumenter Panjang Indonesia Terbaik

    The Exiles

    Lola Amaria
    2022 — 122 min — Indonesia
  • Dokumenter Pendek Terbaik

    Kanaka

    Regina Surbakti
    2023 — 25 min — Indonesia
  • Dokumenter Pelajar Terbaik

    Ebeg Lovers

    Kartika Tri Wardani
    2023 — 15 min — Indonesia

Patron

Sunah Kim

Juri

Wood Lin

Juri

Mella Jaarsma

Juri

Laura Coppens

Juri

Gary Byung-seok Kam

Juri

Eric Sasono

Juri

Jason Iskandar

Juri

Yuki Aditya

Juri

Natalie Khoo

Juri

Manuel Alberto Maia

Juri

Wahyu Utami

Juri

Dini Adanurani

Juri

Umi Lestari

Komite Seleksi

Thomas Barker

Komite Seleksi

Sandeep Ray

Komite Seleksi

Dag S Yngvesson

Komite Seleksi

Jamaluddin Phonna

Komite Seleksi

Rugun Sirait

Komite Seleksi

Agus Mediarta

Komite Seleksi

Amalia Sekarjati

Komite Seleksi

Franciscus Apriwan

Komite Seleksi

Gerry Junus

Komite Seleksi

Alia Damaihati

Komite Seleksi

Sazkia Noor Anggraini

Komite Seleksi

Dito Yuwono

Seniman Kolaborator

Restu Ratnaningtyas

Seniman Kolaborator

Wimo Ambala Bayang

Rekan Pengelola Program

Otty Widasari

Rekan Pengelola Program

Ronny Agustinus

Rekan Pengelola Program

Akbar Yumni

Rekan Pengelola Program

Nishtha Jain

Pembuat Film

Komtouch Napattaloong

Pembuat Film

Kimi Takesue

Pembuat Film

Nevine Gerits

Pembuat Film

Chris Cochrane-Friedrich

Pembuat Film

Wahyu Al Mardhani

Pembuat Film

Sirin Farid Stevy

Pembuat Film

Sai Naw Kham

Pembuat Film

Lola Amaria

Pembuat Film

Lee Yve Vonn

Pembuat Film

Ivonne Kani

Pembuat Film

Nursalliya Ansari B.

Pembuat Film

Wisnu Candra

Pembuat Film

Natasha Tontey

Pembuat Film

Regina Surbakti

Pembuat Film

Moses Parlindungan Ompusunggu

Pembuat Film

Felix K. Nesi

Pembuat Film

Tonny Trimarsanto

Pembuat Film

John Badalu

Pembuat Film

Van Luber Parensen

Pembuat Film

Ali Satri Efendi

Pembuat Film

Helmi Yusron

Pembuat Film

Rangga Purbaya

Pembuat Film

Yusuf Jacka Ardana

Pembuat Film

Robby Ocktavian

Pembuat Film

Ismail Basbeth

Pembuat Film

Hindra Setya Rini

Pembuat Film

Michael A. Chandra

Pembicara

Wulan Putri

Pembicara

Fahri Salam

Pembicara

Asep Komarudin

Pembicara

Suluh Pamuji

Pembicara

Obe Wida

Pembicara

Mazda Radita

Pembicara

Statistik

0
Film pendaftar
0
Film diputar
0
Pengunjung
0
Volunteer
0
Mitra