Media ramai menyoroti perjuangan pekerja sebuah pabrik pengolahan dan pengemasan teh di Prancis Selatan pada tahun 2010. Para pekerja Fralib tersebut melakukan sebuah okupasi pabrik mereka untuk lebih dari 3 tahun dalam rangka menolak penutupan oleh Unilever, yang ingin memindahkan pabrik tersebut ke Polandia dan merenggut penduduk setempat dari mata pencaharian mereka. Pada akhirnya, para pekerja memenangkan pertarungan mereka dengan perusahaan multinasional dan merebut balik pabrik mereka. Sekarang, mereka mengambil alih sepenuhnya atas pabrik pengolahan dan pengemasan teh terbesar di Eropa, secara kolektif membangun brand baru, yaitu Scop Ti.
Sutradara Laura Coppens menceritakan sepak terjang para pekerja pejuang ini lewat dokumenternya, Taste of Hope (2019) yang ditayangkan di Bioskop Sonobudoyo sebagai bagian dari program Utopia/Dystopia di Festival Film Dokumenter 2023. Coppens pun turut hadir di penayangan dan bercerita tentang pengalamanya saat sesi diskusi.
Coppens bercerita tentang persiapan panjang yang dia lakukan sebelum membuat Taste of Hope (2019). “Pertama saya belajar bahasa Perancis supaya bisa berkomunikasi langsung dengan mereka. Saya pindah ke Marseille dan datang ke pabrik setiap hari, dan buat tiga bulan pertama saya bekerja disana untuk mencoba lebih mengerti mereka. Itu pertama kali saya pernah masuk ke sebuah pabrik.”
Menggunakan pendekatan observasional, Coppens menjelaskan bahwa pendekatan fly-on-the-wall ini dia rasa lebih tepat karena dia melihat bagaimana para pekerja pabrik sudah terlatih untuk menjawab pertanyaan wartawan yang banyak berdatangan saat masa okupasi. Persepsi terhadap mereka di media disaat itupun menurut Coppens sangat negatif.
Coppens menyadari bahwa jika ia bertanya pada para pekerja seperti layaknya sebuah wawancara media, jawaban mereka akan seragam dan tidak personal. Dengan hanya menjadi pengamat, tidak berinteraksi secara langsung, Coppens dapat menyoroti interaksi dan diskusi diantara para pekerja secara natural.
Coppens mendiskusikan fokus dia kepada isu-isu terkait perjuangan pekerja dan ekonomi alternatif. Ia ingin menyoroti proses pembelajaran metode operasional para pekerja setelah mengambil alih pabrik dan membangun Scop Ti. “Mereka tidak tahu cara mengurusi administratifnya. Sebelumnya mereka semua hanya pekerja yang mengoperasikan mesin. Mereka juga belajar sendiri marketing dan cara menjual produk, dasar-dasar cara bertahan di sistem kapitalistis.” ungkap Coppens.
Salah satu tema besar dalam dokumenter ini adalah bagaimana mereka harus bertahan di sebuah sistem yang mereka tadinya mereka lawan, sebuah sistem kapitalistis yang bertentangan dengan pergerakan dan politik sayap kiri mereka. Coppens banyak menyebut pergulatan prinsip diantara para pekerja yang menghadapi kenyataan bahwa mereka pun harus menjual produk mereka ke pembeli yang mungkin mempunyai pandangan politik berbeda.
Namun, Coppens tidak pernah berhenti berfokus ke segi humanis dari kisah Taste of Hope (2019). Cerita tentang gotong-royong di balik perjuangan para pekerja, dari crowdfunding untuk membayar gaji mereka, sampai bantuan secara sukarela untuk melatih para pekerja Scop Ti. Coppens pun turut membantu untuk menjual teh Scop Ti di negara asalnya.
Para pekerja eks-Fralib ini berhasil mengalahkan sebuah perusaahan multinasional. Mereka melewati masa pandemi yang susah dan dengan banyak bantuan, mereka masih berdiri, masih berjuang sampai sekarang. Semangat dan solidaritas dengan perjuangan pekerja yang ditunjukan oleh Scop Ti di Taste of Hope (2019) dan juga seorang Laura Coppens dalam membuat dokumenter tersebut patut diapresiasi.
Diliput oleh Aradi Ghalizha pada 6 Desember 2023.