Pada penyelenggaraan Festival Film Dokumenter 2022, program DOC Forum menggagas sebuah ruang diskusi yang membahas tentang area tak terlihat di balik produksi dan pembuatan film dokumenter. Pembahasan ini diampu oleh sutradara dokumenter Indonesia, Shalahuddin Siregar. Dalam pemaparannya, Shalahuddin menyinggung mengenai etika produksi film di Indonesia. Dalam praktiknya, masih banyak perlakuan beberapa pihak dalam relasi produksi yang berimplikasi pada ketidaksejahteraan kru di lapangan; seperti jam kerja yang terlalu panjang hingga kru yang tidak dibayar.
“Dokumenter pendek itu yang paling liar dan kreatif.” – Shalahuddin Siregar
Menurutnya, ada prinsip-prinsip yang seharusnya diutamakan demi menjaga keberlangsungan produksi yang sehat, antara lain prinsip keberlanjutan (hubungan harus dijaga dengan baik agar produksi film terus berjalan), keadilan, dan transparansi. “Seharusnya, kita tidak menyimpan sesuatu kepada narasumber (dalam ranah dokumenter).“, tuturnya.
Selain disisipi menonton bersama cuplikan film pendek untuk didiskusikan bersama, forum ini juga mengarah pada topik pendanaan dan pitching dalam film. Secara sederhana, pendanaan menjadi sebuah tanggung jawab filmmaker untuk memproduksi film yang setara dengan nominal dana yang digelontorkan untuk proyek film tersebut. Menyambung percakapan DOC Forum sebelumnya yang dipantik oleh Jewel Maranan, Shalahuddin menyatakan sepakat bahwa ketika telah mencapai ranah internasional, perihal teknis juga patut menjadi perhatian. Selain itu, ketika relasi semakin luas, reputasi dan kepercayaan itu yang harus dipegang kuat.
Sebelum membuat proposal, hal yang paling mendasar dan perlu disiapkan adalah menjawab pertanyaan: seberapa pentingkah film ini untuk diproduksi?. “Ini bukan sesuatu yang baku, boleh ada yang berbeda, tetapi aku menggarisbawahi kata inovatif dan relevan dalam masalah sosial.”, tuturnya. Hal-hal sehubungan dengan relevansi isu, inovasi, dan masalah sosial perlu banyak digali lebih dalam untuk dapat kemudian menghadirkan tawaran baru dalam lanskap sebuah film dokumenter.
Diliput pada 17 November 2022 oleh Cindy Gunawan