Banyak Ayam Banyak Rejeki

Sinopsis
Banyak Ayam Banyak Rejeki berawal dari video promosi yang tidak jelas juntrungannya, tentang ikon jajanan kaki lima yang sekaligus seorang poligamis bernama Arjun. Ketika proses pengambilan gambar, co-sutradara Önar Önarsson, mahasiswa S3 Swedia yang tengah meneliti ritual seks, tiba-tiba tertimpa durian di kepala. Ia terbangun meyakini bahwa dirinya adalah orang Jawa berdarah campuran Arab karena kulitnya berwarna terang. Co-sutradara Riboet Akbar pusing tujuh keliling, sementara Önarsson semakin tidak terduga, bersikukuh mendramatisasi pergulatan istri-istri Arjun ke forum publik, Polygamy Awards (penghargaan poligami). Arjun jatuh bangkrut, dan proyek awal pun terbengkalai selama 11 tahun, sampai ketika istri kedua Arjun yang misterius mengambil alih.
Jadwal
Tim Produksi
Riboet Akbar
Riboet Akbar adalah mantan operator bioskop seluler dan pembawa acara yang bisnis hiburannya berkembang pesat pernah mendominasi wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Disapu bersih pada akhir 1980-an dan awal 90-an oleh penyebaran televisi dan tarian “pengeboran” baru yang menarik yang dilakukan di pertunjukan Dangdut, Akbar sejak itu mendukung dirinya sebagai fotografer amatir, videografer, dan impresario multimedia. Spesialisasinya adalah membangkitkan bisnis makanan lokal yang lesu dengan sindiran yang menarik dan citra seksual yang dia jamin akan meningkatkan penjualan produk mereka. Ini adalah percobaan pertamanya pada sebuah film “seni”.
Önar Önarsson
Önar Önarsson adalah seorang mahasiswa pascasarjana Swedia di bidang antropologi, melakukan penelitian jangka panjang tentang gender dan kekuasaan di Jawa. Setelah insiden tragis dengan Durian, Önarsson, seorang cinephile terkenal, mengembangkan obsesi yang aneh dengan sutradara Nya Abbas Akup, memproklamirkannya sebagai “Marxis-feminis Ingmar Bergman dari Indonesia.” Terinspirasi untuk membuat film serupa, Önar mengajak videografer dan pembawa acara Riboet Akbar untuk mempekerjakannya. Dengan dorongan “kreatif” Önarsson dan pengalaman serta dorongan Akbar, proyek mereka berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih aneh, dan pada kenyataannya lebih “antropologis,” daripada yang bisa dibayangkan. Önarsson saat ini bersembunyi di Malaysia dengan nama samaran “Om Duck.”