Kompetisi Pelajar

Catatan Program

Upaya menyingkap permasalahan yang dekat dengan generasi muda sangat terasa di program Kompetisi Pelajar tahun ini. Film dokumenter digunakan sebagai medium eksplorasi untuk mengungkap dunia di sekitar, seolah bertindak bak “detektif” yang berusaha menjawab rasa penasaran dalam diri mereka. Program ini tidak hanya menghadirkan film-film yang merekam warisan budaya, karena tradisi masih menjadi tema yang dominan, tetapi juga mencerminkan keinginan mereka untuk memahami isu-isu sosial, relasi antargenerasi, serta tantangan globalisasi.

Film seleksi pelajar tahun ini menunjukan kemampuan eksplorasi pembuat film baik dari cara bertutur yang segar atau penentuan perspektif dalam mengamati sebuah peristiwa/fenomena. Lebih lanjut, setiap eksplorasi yang ditawarkan tetap dapat menunjukkan otentisitas pembuat film yang notabene pelajar. Otentisitas ini tidak hanya memperlihatkan kejujuran dalam menyampaikan cerita, tetapi juga menunjukkan bagaimana pelajar sebagai pembuat film merefleksikan maupun mengambil sikap atas isu yang mereka angkat. Film pelajar pada akhirnya tidak berhenti sebagai alat dokumentasi semata, tetapi sarana melatih sensitivitas, memancing keingintahuan, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Juri

Diah Kusumaningrum

Diah Kusumaningrum mengajar studi perdamaian, gender dan politik, serta perlawanan tanpa kekerasan di departemen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Dia suka anjing, kuki, dan kopi.

Permata Adinda

Permata Adinda adalah seorang jurnalis berbasis di Jakarta yang juga bekerja di Project Multatuli. Tulisannya tentang stigma aborsi di Indonesia yang dipublikasikan di Project Multatuli mendapat penghargaan khusus di SOPA 2024 Awards untuk Excellence in Reporting on Women’s Issues (Regional/Local). Sebagai seorang peminat film, ia juga meraih penghargaan Tanete Pong Masak (Kritik Film Terbaik) di Festival Film Indonesia 2023 untuk ulasan film Like & Share (2022) yang dipublikasikan di Cinema Poetica.

Valencia Winata

Valencia Winata adalah seorang peneliti film yang telah membuat beberapa video pendek. Ia merupakan bagian dari komite seleksi ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival 2024. Ia juga merupakan bagian dari tim database di Forum Film Dokumenter, Yogyakarta yang mengelola koleksi film dokumenter Indonesia. Saat ini ia sedang melanjutkan pendidikannya di bidang Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma. Penelitiannya berfokus pada sejarah, estetika, dan budaya film.

Komite Seleksi

Gerry Junus

Gerry Junus aktif bekerja di KDM CINEMA sebagai Direktur Program dan juga mengelola pemutaran film di Klub Sinema Sisifus Salatiga. Ia telah terlibat dalam beberapa festival film di Indonesia. Saat ini, ia menjadi juru program di Festival Film Dokumenter dan anggota tim praseleksi Minikino Film Week 10.

Michael A. Chandra

Chandra merupakan manajer program di Yayasan Kampung Halaman. Sejak 2008, ia terlibat aktif dalam hal teknis, program, hingga manajerial di FFD. Chandra bertanggung jawab atas pengembangan program Database FFD sejak 2022, sebuah program pengelolaan dan pengayaan koleksi film dokumenter.

Sazkia Noor Anggraini

Anggi adalah seorang dosen, peneliti, dan pembuat film dokumenter. Saat ini, Anggi sedang mengejar gelar PhD di bidang Studi Film di University of Birmingham dengan fokus pada gaya film independen Yogyakarta. Dia adalah seorang programmer film untuk Festival Film Dokumenter (2017-2018) dan penerima ASEF Mobility Awards. Anggi juga mengerjakan program film untuk Indonesia Raja – D.I. Yogyakarta (2019-2021). Ia adalah salah satu peneliti di Pengkaji Film Indonesia (KAFEIN). Film dokumenternya, The Age of Remembrance, memenangkan penghargaan di Piala Maya 2022.