Festival Film Dokumenter 2022

  • Sebuah Paradoks

    Marjinal adalah kata yang lekat dengan film dokumenter: berangkat dari isu di berbagai belahan dunia, diproduksi dengan sekian cara dan upaya, membutuhkan waktu yang tidak sedikit, diputar di ruang-ruang terbatas, serta tanpa keriuhan dan gegap gempita. Hampir tidak banyak yang bisa kita sebutkan untuk menjadi daya tarik menonton atau memutar film dokumenter, selain mendapatkan informasi sebagai data atau medium yang sebatas menyampaikan sebuah fakta. Setidaknya, hal-hal tersebut yang membawa kami mengenal definisi film dokumenter sejak kurun 20 tahun lalu hingga hari ini di Indonesia.

    Dokumenter seolah membawa mitos dan beban berat yang menyajikan hal-hal sulit dicerna, penuh tantangan, diproduksi dengan berbagai telusur cara pandang, hingga kerap menimbulkan ketegangan genre pada film sebagai medium itu sendiri. Perdebatan fiksi dan non-fiksi pada telusur film-film tertentu pada masanya pernah kita lalui sebagai penonton dalam melihat beragam variabel dan metode memproduksi film. Batas ini perlu ada untuk menegaskan konteks memproduksi gagasan, cara pandang, serta imaji pada proses kekaryaannya, tetapi bukan pula hal yang salah saat batas-batas ini sengaja dilebur melalui perspektif dalam menuturkan sesuatunya lewat bahasa serta gagasan yang saling menguatkan. Bagaimana batas yang selama ini ada justru mampu menjadi jembatan dari setiap gagasan yang kian pula bertumbuh?

    Di sini, fungsi berbagai ruang ekshibisi yang selama ini ada, bersama film-film, serta penonton yang tumbuh dan berkembang, berproses saling mengenal dan menguatkan satu sama lain. Ruang pada akhirnya bukan lagi memberi legitimasi atas sesuatu, bukan pula hanya tempat merayakan kehadiran berbagai film, tetapi memberi ruang reflektif atas berbagai tumpukan cara kekaryaan, telusur pandang, hingga peristiwa yang mampu dihadirkan melalui bahasa sinema dan perjalanannya, bahkan, bisa jadi lahir atau tercipta dari ruang-ruang sunyi.

    Film bukan saja wajah dari sekian kompleksitas suatu wilayah. Setiap film dan genre memiliki cara untuk menyampaikan berbagai hal, imaji dan informasi dengan cara yang berbeda. Dinamika tersebut hidup beriringan dan saling mengisi, sama halnya pada setiap perekaman dan imaji atas peristiwa, yang membawa kita bertolak pada kesimpulan cara tutur sinema. Film-film tahun ini adalah sebuah upaya membawa deretan peristiwa serta dinamika situasi sosial, ekonomi, dan politik. Bagaimana melihat luka dunia menjadi bagian dari memori setiap masyarakatnya.

    Saya percaya setiap film akan bertemu dengan penontonnya di ruang dan dengan cara yang tepat karena ruang-film-penonton adalah satu peristiwa yang tak terpisahkan. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan Festival Film Dokumenter hingga hari ini.

    Selamat menonton!

    – Alia Damaihati

Penghargaan

  • Dokumenter Panjang Internasional Terbaik

    I Remember

    Shuhei Hatano
    2021 — 224 min — Japan
  • Jury Special Mention

    1970

    Tomasz Wolski
    2021 — 70 min — Poland
  • Dokumenter Panjang Indonesia Terbaik

    Motherland Memories

    Moses Parlindungan Ompusunggu
    2022 — 64 min — Indonesia
  • Dokumenter Pendek Terbaik

    Teguh

    Riani Singgih
    2021 — 15 min — Indonesia
  • Jury Special Mention

    Wek Wek

    Lukman Maulana
    2022 — 9 min — Indonesia

Patron

Philip Cheah

Juri

Chalida Uabumrungjit

Juri

Makiko Wakai

Juri

Pierre-Emmanuel Barthe

Juri

Puiyee Leong

Juri

Dain Said

Juri

Alia Swastika

Juri

Vivian Idris

Juri

Woto Wibowo

Juri

Siska Raharja

Juri

Amalia Sekarjati

Juri

Winner Wijaya

Juri

Dag S Yngvesson

Komite Seleksi

Agus Mediarta

Komite Seleksi

Arie Kamajaya

Komite Seleksi

Franciscus Apriwan

Komite Seleksi

Gerry Junus

Komite Seleksi

Lee Yve Vonn

Komite Seleksi

Ronny Agustinus

Komite Seleksi

Sarah Adilah

Komite Seleksi

Thomas Barker

Komite Seleksi

Jewel Maranan

Komite Seleksi

Akbar Rafsanjani

Komite Seleksi

Sazkia Noor Anggraini

Komite Seleksi

Jean-Pascal Elbaz

Rekan Pengelola Program

Wimo Ambala Bayang

Rekan Pengelola Program

Vendy Methodos

Seniman Kolaborator

Timoteus Anggawan Kusno

Seniman Kolaborator

Bagus Dwi Danto

Seniman Kolaborator

Shalahuddin Siregar

Pembicara

Annisa Rachmatika Sari

Pembicara

Zakiah

Penanggap

Shin-Ichi Ise

Pembuat Film

Yogi D. Sumule

Pembuat Film

Gembong Nusantara

Pembuat Film

Luthfan Nur Rochman

Pembuat Film

Erick Sutanto

Pembuat Film

Moses Parlindungan Ompusunggu

Pembuat Film

Riani Singgih

Pembuat Film

Taufiqurrahman Kifu

Pembuat Film

Ismail Fahmi Lubis

Pembuat Film

I Gde Mika

Pembuat Film

Arfan Sabran

Pembuat Film

Yuda Kurniawan

Pembuat Film

Hadafi Raihan Karim

Pembuat Film

Afifah Putri Hidayah

Pembuat Film

Statistik

0
Film pendaftar
0
Film diputar
0
Pengunjung
0
Volunteer
0
Mitra