Lalu, Apa yang Baru dari Media Baru?

— Berita
FFD 2023

Kebaruan dan inovasi dari teknologi seakan menjadi medium ekspresi baru bagi siapa pun untuk menuangkan peristiwa yang berpendar dalam hidup manusia. Namun, sejauh apa tawaran dari kebaruan yang dijajakan? Bagaimana dampak ekspresi dalam media baru pada masyarakat secara luas? Menjawab kegelisahan tersebut, Festival Film Dokumenter 2023 mengadakan diskusi umum dalam kerangka DOC Talk berjudul “What’s New in the New Media?”. Diskusi ini dilaksanakan pada 5 Desember 2023 pukul 15.30 WIB di Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat. Memimpin diskusi, telah hadir Natalie Khoo dan Rangga Purbaya selaku pembicara, serta Sazkia Noor Anggraini sebagai moderator.

DOC Talk dan Monographs merupakan rangkaian program di bawah naungan Festival Film Dokumenter 2023. “Kebaruan” barangkali sorotan utama dalam keduanya. Baik itu kebaruan dalam penggunaan media untuk menyampaikan gagasan dan tayangan, hingga kebaruan yang muncul setiap harinya dalam alur cerita yang disampaikan para sutradara dan penulis. Percakapan pada sore ini membahas bagaimana lanskap dan kehidupan yang terus berubah menawarkan metode penyampaian-penyampaian yang segar.

Lantas, bagaimana karya-karya yang disajikan berkontribusi pada kajian media baru? Rupanya, adalah upaya Purbaya untuk menangkap kisah 1965 bersama Sirin Farid Stevy dalam Faith in Speculations (2021) dalam program DOC Interactive untuk mempertahankan ruang diskursus di kalangan awam. Sedangkan, Khoo menjabarkan bahwa kontribusi-kontribusi tersebut lahir dari kemenarikan video esai. “Video esai yang ada diharapkan dapat menarik minat pengguna media baru, seperti pengguna media sosial,” ujar Khoo, “Program Monographs adalah sebuah ‘latihan’ kartografis dalam memandang berbagai lanskap, peristiwa, dan pengalaman intim personal yang tersebar di seluruh Asia.”

Anggraini menanggapi bahwa terdapat irisan antara DOC Interactive dengan Monographs, di mana keduanya bicara mengenai kepengalamanan manusia dan hal-hal yang melampauinya–tetapi dengan cara yang keduanya, pun, sangat intim dan ‘manusia’. “Dalam program ini, kami bukan berperan seperti kurator, melainkan editor. Terutama dalam Faith in Speculations, saya membantu untuk mengontekstualisasikan narasi untuk dapat masuk dalam bingkai karya itu sendiri–tentang narasi-narasi yang belum terdengar, oleh masyarakat biasa, mengenai peristiwa pembantaian PKI pada 1965.” terang Purbaya. Sedangkan, untuk program Monographs, Khoo menjelaskan bahwa ada kesempatan yang luas bagi mereka yang bukan pembuat film untuk berkreasi dan membuka dunia dalam kajian media baru. Kebaruan yang Khoo angkat dalam program ini adalah bagaimana video esai, menariknya, dapat memenuhi berbagai intensi: film, media hiburan, hingga kajian dan diskusi spesifik akan sebuah topik.

Salah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh penanya adalah, “Bagaimana Anda menghadapi resistensi yang diberikan oleh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, misalnya, dalam menyampaikan pesan-pesan yang cukup ‘menantang’ dalam media baru?” Ditanggapi oleh Purbaya: Untuk tidak terhambat dalam proses produksi, penting untuk mengetahui hukum dan apa yang dilarang untuk disampaikan. Diamini oleh Khoo, terdapat situasi-situasi yang menempatkan pembuat film dalam kondisi yang rentan dalam menyampaikan gagasan dalam tayangan.

Anggraini kembali pada pertanyaan utama: Apa yang baru dari media yang “baru”? Khoo menjabarkan, “Kebaruan dari dokumenter dalam dunia media baru adalah adanya elaborasi ide yang eksplisit, dilakukan secara implisit. Selain itu, dokumenter yang menjadi bagian dari media baru, mengandung upaya untuk memberikan keterbaruan dari teknis penyajian tayangan yang sudah pernah ada.” Sedangkan, Purbaya berfokus pada kepengalamanan penonton untuk menerima sajian baru dengan teknis yang baru, yang mengajak mereka untuk membentuk sejarah dari perspektif di luar arus utama.

Derasnya alur kebaruan atas suatu karya tidak pernah lepas dari dera tantangan. Penggambaran akan realitas dari kehidupan dengan teknis-teknis yang melibatkan teknologi adalah hal yang menjawab, apa itu dokumenter dalam dunia media baru? Diskusi-diskusi lain dalam DOC Talk masih tersedia dan dilaksanakan secara luring dan gratis. Temui informasi terkait melalui laman web Festival Film Dokumenter 2023.

Diliput oleh Tuffahati Athallah pada 5 Desember 2023.