Pada tahun 2020 ketika dunia dipaksa untuk “berubah,” saya ingin menunjukkan hal yang berubah dan yang tidak berubah pada diri saya melalui sebuah puisi berjudul Transparent, I am. Film ini dibuat berdasarkan puisi tersebut. Masker putih yang saya kenakan menjadi layar yang memproyeksikan masa lalu saya. Keluarga saya terkadang merana dan menderita, tetapi tetap mendukung saya yang sedang bertahan dari gangguan schizophrenia. Nonoho, Yuri, Nemu, dan Hana, kami berempat menikmati hidup sepenuhnya sembari mencari jawaban atas pertanyaan, “siapakah kami?”