Pendidikan menjadi salah satu isu kompleks yang mendasar di Indonesia. Ketidakberdayaan dalam melawan adalah simbol kesenjangan kelas yang berakar pada ketiadaan akses pendidikan. Film Tupon (Riandhani Yudha Pamungkas, 2025) mencoba untuk menjembatani suara-suara yang terpinggirkan melalui pilihan framing dan aktivisime yang tidak selalu menyoal tentang siapa yang berbicara lantang. Justru, ia dapat diabadikan dalam film sebagai ruang empati dan tempat untuk menampilkan kerentanan untuk dimaknai bersama. Melalui film ini, sutradara memiliki otoritas dan agenda untuk menyuarakan realitas yang tersembunyi. Sesi ini akan membicarakan cara film mampu mewakili protagonis dan merepresentasi masalah struktural dan keberdayaannya dalam mengubah realitas.
Sesi diskusi didahului dengan pemutaran film Tupon (Riandhani Yudha Pamungkas, 2025) dan akan dihadiri oleh Wignya Cahyana (Paku Bangsa) dan Vincentius Dandy (Lingkar Keadilan Ruang).


