Setelah melewati beberapa waktu penuh antusiasme dan antisipasi, Forum Film Dokumenter dengan bangga mengumumkan peserta terpilih Lokakarya Pemrograman Film Teka-teki Sinema 2025. Kami menerima aplikasi dari berbagai negara Asia Tenggara dan kami berterima kasih atas semangat, keingintahuan, dan ketertarikan para pendaftar yang tertuang pada setiap formulir yang masuk. Datang dari beragam latar belakang dan pengalaman, para peserta terpilih merupakan gelombang baru pengelola program dan praktisi film yang siap mengeksplorasi dan membaca ulang lanskap sinema alternatif Asia Tenggara.
Lokakarya Pemrograman Film Teka-teki Sinema akan secara resmi dimulai pada 20 Juni 2025. Para peserta akan mengikuti serangkaian sesi daring dan tatap muka dengan dampingan para mentor di bidang pemrograman film, meliputi Eric Sasono, Chalida Uabumrungjit, Gayatri Nadya, and Yuki Aditya.
Peserta Terpilih Teka-teki Sinema 2025
Aditi Shivaramakrishnan, Singapura
Aditi Shivaramakrishnan adalah seorang penulis dan editor dari Singapura yang tertarik pada narasi imigran. Karya-karyanya telah dipublikasikan di ArtsEquator, Jom, dan di berbagai media lainnya. Ia sempat bergabung dengan Asian Film Archive, Objectifs Centre for Photography and Film, dan Singapore International Film Festival, serta merupakan Writing Fellow di Cinemovement Lab VII (2024).
Gabriel Charlotte Wajong, Indonesia
Gaby memandang menonton film sebagai aktivitas penyelarasan mental; sebuah alat refleksi & empati yang memicu percakapan yang tenang dengan diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, ia menjelajahi film dari setiap sudut dan menarik garis antara film seperti rasi bintang. Ia bercita-cita untuk menciptakan rekomendasi film yang bermakna untuk audiens yang lebih luas melalui pemrograman film.
Jetri Bolintiam, Filipina
Jetri Bolintiam adalah seorang kurator, penulis, dan seniman untuk kolektif Kinoise, di mana ia mengurasi karya-karya gambar bergerak dan mengorganisir acara-acara film akar rumput. Di antaranya adalah pemutaran film untuk penggalangan dana komunitas, seperti ‘Sinepasada Film Festival’ untuk kampanye #NoToJeepneyPhaseout dan ‘Sine Pesante’ untuk karavan petani di Luzon Tengah pada bulan Maret 2025.
Jimmy, Malaysia
Jimmy adalah seorang pembuat film berbasis di Malaysia, yang bekerja di bidang iklan televisi dengan lebih dari satu dekade pengalaman menciptakan cerita visual untuk berbagai merek. Sejak tahun 2014, ia mengalihkan fokusnya pada pembuatan film naratif, mengeksplorasi kisah-kisah yang lebih dalam dan personal. Melalui film-filmnya, Jimmy ingin berbagi keindahan, budaya, dan spirit unik Malaysia.
Kanya K. Priyanti, Indonesia
Kanya K. Priyanti adalah seorang penulis skenario dan eksekutif pengembangan film yang berbasis di Indonesia. Ia adalah pendiri Tukang Nonton, sebuah inisiatif pemutaran film yang membawa film-film yang jarang ditonton ke penonton lokal. Karyanya mencakup kuratorial dan pengembangan kreatif, dengan pengalaman menulis skenario termasuk Gadis Kretek (Kamila Andini, Ifa Isfansyah; 2023).
Naufal Shabri, Indonesia
Lahir dan besar di Surabaya, saat ini Naufal Shabri sedang menempuh pendidikan master di Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada. Minat utamanya adalah politik selera, dan ia melihat pemrograman film sebagai cara untuk melawan legitimasi selera dengan membuka ruang bagi suara-suara alternatif.
Petrus Sitepu, Indonesia
Petrus Sitepu memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang film, TV, dan media sebagai pengajar, pekerja lepas, dan profesional kreatif yang sangat tertarik untuk bercerita melalui visual dan suara. Terampil dalam produksi, fotografi, perangkat lunak Adobe, dan manajemen media sosial, Petrus berdedikasi untuk memadukan kreativitas dengan keahlian teknis dan berupaya menyajikan konten yang bermakna.
Rizki Nasution, Indonesia
Rizki Nasution adalah seorang praktisi film yang terlibat dalam produksi film pendek. Ia adalah penggagas kolektif pemutaran film alternatif bernama Nonton Barengan dan anggota aktif FORFIS (Forum Film Solo).
Rizky Rahad, Indonesia
Rizky Rahad adalah seorang pembuat film dan programmer yang karyanya mengeksplorasi estetika queer alternatif sebagai cara untuk melepaskan diri dari rezim kontrol dan menumbuhkan bentuk-bentuk kehidupan yang liyan. Sebagai penerima Flaherty Fellowship 2025, British Council CTC Grant 2024, dan Berlinale Talents 2019, Rizky saat ini mengelola kolektif sinema queer QAMERAD di Bali.
Sasha Han, Singapore
Sasha Han berusaha untuk mewujudkan kembali efek buronan dengan menelusuri bahasa. Ia tertarik pada peredaran beragam gambar di Asia Tenggara dan potensinya untuk menimbulkan perlawanan. Tulisannya telah diterbitkan oleh Asian Film Archive, Documentary Magazine, MARG1N Magazine, Mekong Review, MUBI Notebook, dan Singapore Film Society.
Shelma Feraniza, Indonesia
Shelma Feraniza adalah seorang penggemar film dengan gelar sarjana pariwisata yang senang mengeksplorasi seni, budaya, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam proyek-proyek yang berhubungan dengan film selama masa kuliah dan di waktu luangnya, ia berusaha untuk memperluas pemahamannya tentang sinema sekaligus berusaha untuk menyebarkannya kepada banyak orang.
Yosua Imantaka, Indonesia
Yosu menetap di Yogyakarta, di mana ia terlibat dalam pemrograman film yang mengembangkan ruang bagi film queer untuk berinteraksi dengan para penontonnya. Selepas terlibat di beberapa festival film, ia kini bekerja sebagai Program Officer di Docs by the Sea, mendukung proyek-proyek dokumenter Asia melalui laboratorium dan forum film.
Yu Ern Chia, Malaysia
Yu Ern Chia adalah seorang programmer dan produser film yang berbasis di Malaysia. Dia telah mengurasi program film di berbagai platform, dengan fokus khusus pada sinema Asia dan suara-suara baru. Karyanya sering kali berpusat pada penceritaan yang menantang bentuk dan perspektif, sekaligus menciptakan ruang bagi narasi yang kurang terwakili untuk dilihat, dibagikan, dan dirayakan.
Lokakarya Pemrograman Film Teka-teki Sinema dipersembahkan oleh Forum Film Dokumenter dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Dana Indonesiana dan LPDP, berkolaborasi dengan Thai Film Archive, Institut Français Indonésie, KDM Cinema, dan Mini Film Festival Malaysia.
Ikuti informasi terbaru mengenai proses belajar, berbagi, dan bermimpi bersama tentang masa depan ekshibisi dan program film Asia Tenggara di Lokakarya Pemrograman Film Teka-teki Sinema 2025 dengan mengikuti @ffdjogja di semua platform media sosial atau mendaftar ke milis kami.