Selain membicarakan mengenai ragam pendanaan film dokumenter kreatif dan elemen dalam film, mentor utama IDOCLAB 2023, Shalahuddin Siregar, membekali peserta dengan materi Pengantar Proposal Film Dokumenter. Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam menyusun proposal sebelum nantinya diajukan ke berbagai sumber pendanaan atau forum pitching.
Shalahuddin mengawali presentasi dengan pemaparan mengenai teknik one pager yang berarti pembuat film menginformasikan tentang seluruh kebutuhan proposal dalam satu halaman. Hal tersebut meliputi informasi mengenai judul, logline, sinopsis, latar belakang, pendekatan artistik, karakter, storyline, pernyataan sutradara, dan anggaran yang dibutuhkan dalam proses penggarapan film.
Dalam membuat logline, pembuat film perlu menekankan prinsip less is more (lebih sedikit lebih baik). Logline merupakan ringkasan singkat yang digunakan untuk menjelaskan konflik utama dalam film. Baiknya, logline terdiri atas satu hingga dua kalimat pendek dan menggunakan kalimat aktif. Tidak selalu penting untuk menuliskan nama karakter di logline, tetapi akan lebih baik jika pembuat film menjelaskan karakternya menggunakan diksi kata sifat. Apabila film tidak memiliki karakter, logline sebaiknya berfokus pada tema sentral film. Pada akhirnya, logline yang menarik dapat mendeskripsikan apa yang diinginkan oleh karakter dan apa yang dipertaruhkan olehnya di dalam cerita. Selanjutnya, tugas penonton adalah menonton apakah pertaruhan itu berhasil atau tidak.
Selanjutnya, pembuat film harus tegas dan ringkas dalam menuliskan siapa yang terlibat dan apa yang terjadi di dalam film melalui sinopsis. Sinopsis hendaknya berfokus pada alur dan karakter utama. Karakter seyogianya memiliki ciri khas, entah itu dari segi fisik ataupun sifat. Setelah membuat sinopsis yang informatif, pembuat film perlu menuliskan latar belakang film. Bagian ini berisi informasi mengenai konteks sosial, budaya, politik, isu, atau sejarah yang relevan dengan film. Sementara itu, pendekatan artistik dalam proposal bertujuan untuk menjelaskan visi kreatif yang menjadi nafas film. Pembuat film juga dapat menjelaskan pendekatan yang digunakan serta bagaimana mood dan feeling dalam film pada bagian pendekatan artistik.
Sementara itu, di bagian karakter, pembuat film perlu menjelaskan kekuatan karakternya melalui uraian singkat berisi latar belakang, peran, kepribadian, sikap, dan ciri khasnya. Mimpi yang dimiliki oleh karakter serta upayanya dalam meraih impian tersebut juga perlu disebutkan untuk memantik sumber konflik di dalam cerita sehingga plot menjadi kuat. Pembuat film perlu menulis storyline untuk menjelaskan situasi, lokasi, karakter, adegan, wawancara, dan voice over yang tercakup di dalam film dengan padat dan singkat. Sebaiknya, storyline ditulis dalam kalimat aktif dan keterangan waktu saat ini. Hematnya, bagian ini berfungsi untuk menjelaskan plot dan karakter utama di dalam film.
Pernyataan sutradara untuk menjelaskan visi dan alasan pembuatan film dicantumkan sebelum bagian pemaparan anggaran. Anggaran yang dicantumkan dalam proposal cukup berupa kalkulasi dari keseluruhan konsep film. Di luar dari teknik one pager yang telah dipaparkan, Shalahuddin juga menekankan pentingnya menulis proposal dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sebagai penutup, Shalahuddin menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses penulisan proposal. Pertama, potensi perkembangan cerita. Kedua, potensi karakter. Ketiga, cara cerita dikonstruksikan. Keempat, akses terhadap narasumber atau peristiwa yang diangkat dalam film. Kelima, keberbedaan dan kebaruan antara film yang sedang dibuat dengan film-film bersubjek sama yang sudah ada sebelumnya. (Hesty N. Tyas)
Diliput pada 16 Oktober 2023 pada Lokakarya Tahap 1 IDOCLAB 2023 di DI Yogyakarta.