Sharp Objects

Special Presentation, Spektrum
202516 min17+
Sharp Objects

Sinopsis

Proyek ini mengamati kembali kisah yang terlupakan tentang Keris Klungkung mulai dari asal hingga relevansinya dalam konteks pascakolonial di Bali saat ini, dengan melacak penjarahan keris hingga pariwisata modern di Bali. Film ini membandingkan “pengetahuan” arsip kolonial dengan pengetahuan berbasis komunitas dan mitologi, memadukan pemahaman tentang apa yang dilestarikan, apa yang telah hilang, dan apa yang telah mati. Para seniman menerapkan intervensi fisik pada bahan fotokimia yang mereka gunakan untuk film ini. Pendekatan yang memakan waktu ini mencerminkan narasi tentang keterampilan pandai besi yang intensif dalam pembuatan keris.

 

Film ini merupakan bagian dari Beyond Provenance, sebuah inisiatif transnasional yang mengeksplorasi bagaimana film dan kolaborasi dapat mengevaluasi kembali narasi seputar restitusi benda-benda budaya Indonesia oleh pemerintah Belanda.

Jadwal

FFD 2025
  • 21 November 2025, 20:30 WIB

    Pascasarjana ISI
  • 21 November 2025, 20:30 WIB

    Kedai Kebun Forum
  • 23 November 2025, 13:00 WIB

    Langgeng Art Foundation
  • 27 November 2025, 13:00 WIB

    Kedai Kebun Forum
    Q&A

Kredit

Sutradara
  • Taufiqurrahman Kifu

    Taufiqurrahman Kifu (Indonesia, 1994) menggunakan seni sebagai ruang eksperimentasi dan artikulasi gagasan. Ia fleksibel dalam menentukan media seni yang ia gunakan, memproses keunikan masing-masing media sebagai konstruksi dan potensi bahasanya. Pada 2021, ia mendirikan MUTUALS, sebuah kelompok seni yang berfokus pada studi dan metode pembuatan seni dalam budaya media saat ini, yang berpijak pada konteks lokal masing-masing. Ia telah mengkurasi beberapa pameran seni dan menjadi kurator program ARKIPEL 2025. Saat ini, ia menjabat sebagai Artistic Director untuk Festival Film Tengah di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.

  • Hattie Wade

    Hattie Wade (Inggris, 1993) adalah seniman berbasis riset. Praktik seninya berakar pada ketertarikan terhadap penyebaran informasi, serta keinginan untuk melawan dominasi narasi sosial dan institusional yang mengancam. Ia tertarik pada cara kekerasan institusional masa lalu direproduksi melalui kerangka hukum dan legislatif, perlindungan warisan budaya, serta penyebaran narasi-narasi tersebut ke dalam masyarakat. Ia melakukan riset kritis, membongkar, dan membangun kembali apa yang tidak terlihat dengan cara yang nyata, dalam bentuk karya digital, video, dan spasial.

Detail

Negara ProduksiIndonesia, Netherlands
Bahasa AsliIndonesian, English
TakarirEnglish
WarnaColor