Politik Estetika Setelah Screenlife dan Desktop Documentary

Catatan Program

Proses representasi dari kenyataan fisik mempertanyakan cara pergeseran mendasar mengenai relasi kita dengan kenyataan, realitas tidak lagi dihadirkan di depan kamera melainkan yang direpresentasikan di dalam layar. Film-film pasca-optikal atau pasca-sinematik terkini yang tampaknya meninggalkan proses “pemindahan realitas dari benda ke reproduksinya” (André Bazin) memantik diskursus bagaimana peran representasi dan politik. Dokumenter pasca optical tidak lagi berupaya mempresentasikan realitas.

Sesi ini berupaya merumuskan dan memproses pertanyaan-pertanyaan tentang representasi dan politik yang memperoleh relevansi baru setelah kemunculan screenlife dan dokumenter desktop, dengan merujuk pada refleksi Jacques Rancière tentang politik estetika, serta tesisnya bahwa yang membedakan film dokumenter dengan film fiksi bahwa, “Tidak memperlakukan yang nyata sebagai efek yang harus diproduksi, melainkan sebagai fakta yang harus dipahami.”

Jadwal

Langgeng Art Foundation
27 November 2025, 15:00 WIB

Bahasa Pengantar

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris

Pembicara

Afrian Purnama

Kritikus, Periset Seni

Afrian Purnama adalah kritikus, periset seni, pembuat, dan kurator film. Ia juga merupakan redaktur dan editor pelaksana di media kritik film Jurnal Footage pada 2016—2022, editor dan kontributor buku Harimau Tjampa (2021), ko-kurator dan periset pameran film Kultursinema, dan kurator ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival sejak 2013—2020. Afrian adalah sutradara film Golden Memories – Petite Histoire of Indonesian Cinema (2017) dan sinematografer film Amrus Natalsya Yang Membuat Kembali Keluarga Tandus Disendja (2022). Pendiri dan pengurus media kritik film daring Aspek Rasio (aspekrasio.com) ini kini sedang menempuh pendidikan magister Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma.

Min Seong Kim

Pengajar, Periset

Min Seong Kim (PhD Filsafat, University of Essex) adalah dosen di Program Pascasarjana Kajian Budaya Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Ia menjabat sebagai editor jurnal humaniora interdisipliner Retorik yang diterbitkan oleh universitas yang sama. Minat penelitiannya meliputi pemikiran politik pascafondasional, teori pasca-Marxis tentang ideologi dan wacana, serta ontopolitik Antroposen. Publikasi akademik terbarunya meliputi analisis wacana ideologis Indonesia tentang Pancasila dalam Journal of Political Ideologies; laporan bersama tentang perjuangan petani kecil lokal melawan Bandara Internasional Yogyakarta dalam South East Asia Research; dan bab tentang post-Marxisme dan “pluriverse” lebih-dari-manusia dalam volume Posthuman Southeast Asia: Ecocritical Entanglements Across Species Boundaries.

Moderator

Valencia Winata

Peneliti Film

Valencia Winata adalah peneliti film yang telah membuat beberapa video pendek. Sejak 2024, ia merupakan bagian dari komite seleksi ARKIPEL – Jakarta International Documentary and Experimental Film Festival. Ia juga pernah menjadi bagian dari tim database di Forum Film Dokumenter, Yogyakarta, yang mengelola koleksi film dokumenter Indonesia. Saat ini, ia sedang melanjutkan pendidikannya di bidang Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma. Penelitiannya berfokus pada sejarah, estetika, dan budaya film.

Mitra