Program Kompetisi Dokumenter Pelajar Festival Film Dokumenter (FFD) 2019 telah sampai pada tahap penjurian. Tiga juri yaitu Fransiska Prihadi (direktur program Minikino dan Minikino Film Week-Bali), ST Kartono (guru SMA Kolose De Britto dan kolumnis media massa) dan Aditya Ahmad (filmmaker) menonton langsung keenam film dokumenter pelajar yang masuk nominasi di Bioskop Sonobudoyo Yogyakarta pada Selasa (3/12/19) mulai pukul 10.00 sampai 11.30 WIB.
Keenam film nominasi dokumenter pelajar itu adalah Tambang Pasir (Sekar Ayu Kinanti, 2019), Pasur (Sarah Salsabila Shafiyah, 2019), Orang-orang Tionghoa (Icha Feby Nur Futikha, 2019), Seandainya (Diva Suukyi Larasati, 2019), Bangkit (Frchany Nashrulloh, 2019), dan Ngalih Pejalai Antu – Ritual Dayak Iban (Kynan Tegar, 2019).
Setelah melakukan pemutaran film untuk penilaian, ketiga juri juga melakukan sesi diskusi untuk bertukar pikiran membahas detail film secara mendalam.
“Terlihat lengkap, tidak seperti tugas (film) pelajar. Beragam mengangkat isu alam, sosial,” ujar ST Kartono dalam sesi diskusi juri di Mediterania Resto. Juri lain, Fransiska Prihadi juga mengapresiasi penampilan keenam film dokumenter pelajar yang sukses mengangkat isu-isu aktual yang ada di masyarakat.
Kompetisi Dokumenter Pelajar adalah salah satu dari empat program kompetisi pada FFD tahun ini. Program kompetisi didedikasikan untuk mempresentasikan film-film yang mampu menangkap isu-isu aktual di sekitar dan memberikan perspektif yang kritis. Pemenang Kompetisi Dokumenter Pelajar akan diumumkan pada malam penutupan FFD pada Sabtu, 7 Desember 2019.
Penulis: Tony Firman