DOC Forum bersama Jewel Maranan dan Chalida Uabumrungjit: Menumbuhkan yang Besar Melalui Langkah-Langkah Kecil

— Berita
FFD 2022

Yogyakarta, 17 November 2022 – Rangkaian DOC Forum Festival Film Dokumenter 2022 memasuki hari ketiga perhelatannya. Bertempat di GAIA Cosmo Hotel, pertemuan komunitas film dari berbagai wilayah Indonesia ini membahas mengenai jaringan dokumenter. Diskusi yang bertajuk Documentary Networking ini dipantik oleh Jewel Maranan, seorang sutradara film dan direktur festival film Daang Dokyu Festival (Filipina) dan Chalida Uabumrungjit, selaku Director of Thailand Film Archives. 

Pada sesi pertama yang diisi oleh Chalida, ia membagi pengalamannya mengenai usaha-usahanya membuat film dokumenter dan pandangannya terhadap penyelenggaraan festival film. Seperti pembuat film lainnya, Chalida juga memulai seluruhnya dari nol. Bahkan, tak jarang dia menemui pemutaran yang diselenggarakannya minim penonton. Namun, hal ini dipercayai Chalida sebagai bagian dari langkah sederhana yang akan mengantarkannya pada sesuatu. Satu hal yang harus dicetak tebal dari sesi Chalida adalah pandangannya mengenai tiga hal yang penting mengenai festival: freedom of creativity, experience of seeing, dan support.

Sesi kedua diisi oleh Jewel Maranan yang memaparkan bagaimana perjalannya dalam memproduksi film-film dokumenter. Awalnya, Jewel bekerja secara independen, dari menulis hingga menyutradarai filmnya. Dari perjalanan tersebut, ia menemukan tarikan: “funding is always the problems of independent film.”. Menurutnya, banyaknya pendanaan yang masuk atau ajakan kerja sama juga harus dipilah kembali. Harus disadari bahwa tidak seluruhnya kemudian memiliki visi yang sama, dan itu yang cukup krusial dalam sebuah idealisme filmmaker. Dua hal yang patut ditegaskan dalam diskusinya adalah pemanfaatan forum-forum diskusi yang berisikan mereka yang punya minat serupa. Berjejaring itu penting. “Keep learning from every step of the process.”, tuturnya.

Akan tetapi, tidak hanya melalui jejaring semacam ini, para filmmaker juga harus andal menawarkan proposal proyek filmnya. Jewel menekankan penting untuk adanya project market yang memfasilitasi pertemuan para filmmaker dengan investor. Gunanya, jelas agar film-film yang telah diproduksi dapat mendapatkan atensi yang lebih luas. Keduanya sepakat bahwasannya tidak seharusnya film-film yang hendak diproduksi mengikuti tren sebuah festival. Produksi sebuah film yang memang ingin diproduksi, agar tidak terombang-ambing.

Dua pertanyaan yang muncul dari sesi diskusi ini antara lain: 

Kita semua memulai produksi film dokumenter dari keterbatasan, tetapi harapannya ini mengarah dari yang lokal ke internasional. Lalu, pola kerja sama atau networking apa yang bisa dilakukan untuk berkembang?

Untuk melihat polanya, tentu kembalikan itu pada apa yang terjadi di negara kita sendiri. Kemudian, bawa itu ke tempat-tempat (orang-orang) yang mendukung.

Bagaimana cara menumbuhkan ketertarikan penonton tentang program film yang akan dibuat?

Jelas yang perlu ditekankan adalah prosesnya. Namun, ada 1 hal yang penting, spesifikkan siapa yang akan menjadi kalangan penontonnya. Jika sudah, berikan film yang relevan agar mereka terpancing untuk datang.

Rangkaian program DOC Forum masih terus berlanjut dengan pembahasan mengenai bagaimana kerja jaringan dokumenter. Ikuti informasi lanjutan mengenai gelaran Festival Film Dokumenter 2022 di laman website kami www.ffd.or.id.