Kisah ini bermula dari kemungkinan bahwa suatu saat aku akan memakan buah kiwi di Seoul yang dikirim bibiku dari Selandia Baru. Aku berniat untuk menumpangtindihkan suara dan buah karya lintas bangsa dua wanita–bibi, seorang imigran yang sudah bekerja di rumah pengemasan kiwi sejak 30 tahun lalu, dan seorang perempuan muda yang bekerja di perkebunan dan pengemasan kiwi dengan mengandalkan visa bekerja dan berlibur di Selandia Baru –dari generasi yang berbeda. Kisah ini menelusuri jalur perjalanan sebutir buah kiwi dari negara asalku.