Tedious Days and Nights (2023): Tersandung Masa Lalu yang Membeku

— Ulasan Film
FFD 2023

Apa yang kamu pikirkan tentang menjadi tua? Apakah gambaran tentang kelemahan, tak rupawan, atau bahkan ketidakberdayaan? Barangkali, ketakutan dan kekhawatiran mengenai usia senja menjadi momok untuk sebagian orang. Alih-alih mewujudkan cita-cita untuk dapat bertahan memperjuangkan hidup, bayangan keputusasaan atas nasib mungkin saja menjadi sesuatu yang mendekati realitas.

Tedious Days and Nights (Zhenmin Guo, 2023) mendokumentasikan kisah Zeng Dekuang, seorang penyair tua yang kembali ke tanah kelahirannya setelah mengarungi ketidakpastian hidup. Sebelumnya, ia pergi mengembara sebagai penyair sebelum memutuskan untuk pulang ke “masa mudanya” di sebuah dam batubara. Di masa senjanya, ia merasa daya hidupnya sudah berbeda. Lemah dan tak punya semangat.

Kepulangan Zeng ke tempat tersebut mempertemukannya lagi dengan penyair sahabatnya, He Lu. Pertemuan tersebut semakin membuat hidupnya kabur. Hari-harinya dilalui dengan berkebun pada siang hari dan pesta karaoke di tempat prostitusi. Perubahan hidup Zeng merupakan hasil dari luka sejarah yang perlahan dibuka dalam Tedious Days and Nights (2023). Kehidupan masa mudanya sebagai pemimpin mahasiswa gerakan demokrasi 32 tahun lalu membawanya dalam garis hidupnya sekarang. Selepas lulus dari kuliah, ia tak kunjung mendapatkan pekerjaan atau diterima di perusahaan tambang. Alhasil, ia hidup berkelana sebagai penyair.

Setelah bernostalgia dengan He Lu, Zeng juga kedatangan sahabat penyairnya yang lain, Guan. Kedatangan Guan semakin membuka luka-luka sejarahnya. Di akhir film, Zeng, He, Guan, dan penyair tua lainya berkumpul. Mereka menyanyikan syair dan membacakan larik puisi untuk merutuki nasib dan mengutuk Presiden Mao. Di sela-sela, itu celetukan yang mengejek partai komunis berkali-kali terlontar dari mulut mereka.

Tedious Days and Nights (2023) mencoba mengajak kita untuk melihat perjuangan penelusuran memori yang membuat manusia berharap dapat membekukan waktu. Luka lama yang bermanifestasi menjadi luka-luka lain di masa depan dipaparkan dengan teliti melalui setiap hal yang dilakukan Zeng. Harapan yang pada akhirnya harus menguap tak kemudian menghentikan kesadaran bahwa hidup tetap harus berjalan. Setidaknya, kita semua telah–atau akan–melaluinya.

Tedious Days and Nights (2023) berkompetisi di kategori Kompetisi Panjang Internasional Festival Film Dokumenter 2023. (Ahmad Radhitya Alam) (Vanis)

 

Detail Film
Tedious Days and Nights (混乱与细雨)
Zhenming Guo | 110 Menit | 2023 | China | Warna | 21+

Jadwal Tayang
12.07 | Gedung ex Bioskop Permata | 19.00 WIB