“Nama saya Dr. Shuntaro Hida. Saya adalah seorang dokter. Pada 6 Agustus 1945, saya berada di Hiroshima, menyaksikan bom atom diledakkan.”
Awan jamur mematikan menghiasi langit pagi di Hiroshima kala itu. Little Boy, begitu kode nama bagi bom nuklir yang berhasil meledakkan lebih dari 140.000 korban jiwa tersebut, telah dijatuhkan oleh Enola Gay, pesawat B-29 Flying Superfortress yang dipiloti oleh militer Amerika Serikat. Tak seimut namanya, Little Boy dengan ganas dan membabi-buta telah berhasil membumihanguskan Hiroshima dalam satu kedipan mata.
Hiroshima tak pernah tahu jika Amerika akan mengirimkan varian bom termutakhir dengan kekuatan eksplosif yang dahsyat di pagi itu. Jutaan selebaran peringatan yang dijatuhkan oleh militer Amerika di sekujur wilayah Jepang sama sekali tak mencantumkan Hiroshima sebagai salah satu target pengeboman. Pada saat itu, Hiroshima adalah kota penting dengan arsenal militer besar yang menjadi titik berkumpulnya para tentara Jepang.
“Rumah sakit tempat saya bekerja tidak dibangun sebaik itu. Sekitar 300 dokter dan perawat berada di sana. Kami juga kedatangan 300 pasien militer. Hanya tiga orang yang selamat. Jika saya di sana, sudah pasti saya tidak ada di sini sekarang.”
Dokter Shuntaro Hida diselamatkan oleh takdir. Pagi ketika Hiroshima diluluhlantakkan oleh Little Boy, seorang teman yang tinggal di pinggiran kota meminta Hida datang ke rumah untuk memeriksa anaknya yang sedang sakit. Meskipun jauh dari pusat ledakan, Hida tetap dapat menangkap silau ledakan dan hawa panas di sekujur tubuhnya—yang terus abadi dalam ingatannya hingga 70 tahun terakhir.
Chi-Jang Yin telah melakukan penelitian ekstensif mengenai sejarah ledakan Little Boy selama satu dekade. Ia mengawinkan cerita Hida selaku penyintas bom Hiroshima dengan surat pribadi, petisi, fotografi, dan berbagai arsip sejarah lain yang tersimpan di Museum Kepresidenan Truman di Amerika sebagai bahan bakar dalam membuat film dokumenter triloginya yang diberi judul I WAS THERE (2023) ini.
Tak hanya membangunkan ingatan kolektif tentang ledakan bom di Hiroshima-Nagasaki, Yin juga berusaha menelusuri kembali efek merusak dari perang dan penggunaan teknologi bom nuklir lewat dokumenter eksperimentalnya tersebut. Bukti-bukti sejarah yang ia kumpulkan turut mengungkap alasan mengejutkan di balik penggunaan senjata pemusnah massal oleh Amerika.
I WAS THERE (2023) ditayangkan dalam program Spektrum Festival Film Dokumenter 2023. (Hesty N. Tyas) (Vanis)
Detail Film
I WAS THERE
Chi-Jang Yin | 14 Min | 2023 | Amerika Serikat | Warna | 17+
Jadwal Tayang
12.06 | Auditorium IFI-LIP | 15.00 WIB
12.09 | Bioskop Sonobudoyo | 15.00 WIB