Calls from Moscow (2023): Keajaiban Samar di Punggung yang Rentan

— Ulasan Film
FFD 2023

Peringatan konten: Film dalam ulasan ini berisi materi yang dapat memicu trauma. Pemirsa disarankan untuk bijaksana dalam melanjutkan.

Bagi sebagian, mengadu nasib berarti menantang keajaiban. Empat migran queer dari Kuba berjudi dengan hidup di Kota Moskow sejak krisis Ukraina dengan Rusia terjadi. Tak banyak yang bisa mereka lakukan. Namun, menunjukkan cinta di tengah badai ketidakpastian menjadi cara mereka merayakan hidup yang begitu gamang. Di atas panggung Calls from Moscow (Luis Alejandro Yero, 2023), dan barangkali di panggung kehidupan kita,–yang jelas bukan dunia yang ideal–hidup adalah kontestasi tabur tuai harapan.

Musim salju yang menutupi Moskow membuat Daryl, Juan Carlos, Eldis, dan Dariel tidak bisa banyak bergerak memenuhi kebutuhan hidup sebagai migran. Namun, apa guna kepala manusia jika tak untuk melempar koin dan menebak sisi mana yang dimenangkan? Dari sana lah kisah keempatnya mulai bergulir pada Yero, sang sutradara. Mulai dari bekerja di kawasan konstruksi hingga menjual obat ilegal melalui internet adalah cara-cara mereka untuk memenangkan kehidupan, setidaknya, mengisi perut supaya tidak kelaparan.

Yero membawa penonton pada kehidupan keempatnya yang nyaris tak berdenyut. Ruang yang hadir dalam Calls from Moscow (2023) hampir selalu menampilkan para pemain dengan gawai di tangannya. Memperlihatkan cara mereka menghibur diri dengan apa-apa yang mereka sebut rumah dalam kotak kecil berwarna. Tontonan motivasi berbahasa Spanyol, telepon yang tidak jarang tersambung ke seberang, sampai video-video TikTok menjadi distraksi dari dunia mereka yang nyata–sepi dan jauh dari tawa.

Calls from Moscow (2023) mengajak kita untuk menunggu denyut-denyut kehidupan, mampirnya keajaiban, dan munculnya buih-buih perubahan. Yero membuat penonton sejenak lupa bahwa sorot-sorot mata lelah dalam film ini adalah sorot-sorot mata yang nyata, yang boleh jadi kita hampiri setiap harinya. Pada punggung mereka yang tidak pernah “menetap”, selalu ada kerentanan yang menjelma menjadi hantu yang keras kepala. Kegamangan keempatnya dalam menunggu keajaiban dapat kita rasakan dalam Calls from Moscow (2023). Boleh jadi, kita adalah–atau juga– representasi harapan yang dinyanyikan Daniel dalam lagu Don’t Let Me Down, “Crashing. Hit a wall. Right now, I need a miracle. Hurry up, now, I need a miracle.”

Calls from Moscow (2023) berkompetisi di kategori Kompetisi Panjang Internasional Festival Film Dokumenter 2023. (Athallah, Tuffahati) (Vanis/Catharina Maida M)

 

Detail Film
Calls from Moscow (Llamadas desde Moscú)
Luis Alejandro Yero | 65 Min | 2023 | Republik Kuba, Jerman, Norwegia | Warna | 21+

Jadwal Tayang
12.04 | Auditorium IFI-LIP | 13.00 WIB