Seniman Kolaborator
- Catatan Karya Artwork
A Leap in Time, Stillness Whispers
Bergemingnya waktu dalam sebuah foto terkadang justru memicu mencairnya lagi memori masa lalu yang lama membeku. Dalam diam, ia menggerakkan kembali kenangan atas ruang dan waktu yang lelap.
Rekaman visual ini dibuat nyaris 15 tahun silam, pada sebuah perayaan tahunan di sepetak ruang publik yang kehadirannya selalu dinanti begitu banyak orang. Masih lekat dalam ingatan, berada di dalamnya adalah serbuan terhadap segenap indera; sorot lampu dan rupa warna yang berebut perhatian mata, hiruk-pikuk wahana yang memekakkan telinga, hingga aroma yang menggugah dan menggoda selera. Tubuh-tubuh melebur dan terhubung dalam riuh. Emosi-emosi meletup dalam gaduh.
Menengoknya kembali sekarang, tangkapan selintas ini ternyata telah menjelma penanda zaman. Ruang hidup yang dipotretnya kini terkunci sunyi. Sorak sorainya usai. Keheningan foto yang luput menggambarkan kegempitaan yang pernah hadir di sana, secara ironis jadi lebih tepat mewakili kondisinya hari ini.
Kebanyakan rekaman visual tidak sering mendapat kesempatan untuk bisa melompat jauh dari tujuan awal ia dibuat. Namun, ingatan yang terpantik dari sebuah foto bisa melampaui apa yang tampak dalam empat sisi bingkainya; menatap seiris masa lampau dengan mata kontemporer mungkin akan bisa membuatnya melenting menembus batasan-batasan yang dikenakan terhadapnya.
–Kurniadi Widodo
- Catatan Karya Bumper
Masa Gini
Jagat masyarakat dunia saat ini dihidupi oleh puspa ragam perilaku khas yang berlapis-lapis. Sosok hibrida yang terbentuk oleh mobilisasi manusia beserta budayanya melalui transaksi ekonomi, politik kekuasaan, perubahan iklim, perkembangan teknologi, dan lain sebagainya. Lalu, apakah etnisitas dan adat istiadat di satu lokasi yang tercipta di masa lampau masih bersifat tunggal? Apa yang kita bayangkan atas kampung halaman? Masihkah kita perlu berselisih paham atas keaslian diri di hadapan artificial intelligence?
— Wok The Rock
Seniman
Kurniadi Widodo
Fotografer
Kurniadi Widodo (1985) adalah seorang pendidik dan fotografer lepas yang berbasis di Yogyakarta. Sejak 2010, ia telah aktif terlibat di sejumlah komunitas dan inisiatif yang bergerak di bidang edukasi fotografi, antara lain Kelas Pagi Yogyakarta, Pannafoto Future Talents, dan kolektif Arkademy Project.
Wok The Rock
Seniman
Wok The Rock adalah seniman yang praktiknya membentang dari ranah visual, bunyi, dan hubungan sosial. Wok tertarik mengembangkan kerja-kerja kolaboratif, eksperimental, dan lintas disiplin pada kegiatan artistik yang beragam, terbuka, dan berkelanjutan. Wok adalah salah satu pendiri kolektif seniman MES 56 dan aktif menjalankan label musik Yes No Wave Music. Ia adalah kurator Biennale Jogja 2015 dan Nusasonic 2019-2023.