Pada tahun 2017, kami bersama Cinema Poetica menginisiasi sebuah lokakarya untuk penulisan kritik film. Gagasan ini muncul sebagai respon atas semakin tumbuhnya minat menulis ulasan film dalam medium yang beragam. Sejak saat itu, lokakarya ini secara rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Tahun ini menjadi tahun kelima lokakarya ini hadir sebagai salah rangkaian program festival.
Lokakarya Kritik Film dirancang untuk mendekatkan film sebagai teks kajian, memiliki fungsi edukasi terhadap penonton dalam mengapresiasi film, serta membangun gagasan atau wacana bagi pembuat film. Produksi dan distribusi film adalah dua elemen yang mampu menjaga iklim sinema tetap hangat. Namun, hal ini tentu saja belumlah cukup. Kami meyakini bahwa elemen yang semakin dibutuhkan sinema saat ini adalah literasi film, khususnya pada pengembangan kapasitas apresiasi.
Program ini bertujuan untuk memajukan literasi media di masyarakat dalam pembacaan sebuah karya film. Bukan berpegang pada intensi untuk melahirkan kritikus film, melainkan mengajak para pesertanya untuk mengembangkan kapasitas berpikir kritis dalam membaca film, baik sebagai sebuah teks maupun produk kebudayaan kontemporer.
Lokakarya Kritik Film FFD pada tahun ini diselenggarakan secara daring. Delapan peserta telah terpilih dari berbagai lokasi yang berbeda. Mereka akan saling bertukar gagasan dan berdiskusi tentang film dengan para mentor yang berpengalaman dalam sebuah kelas intensif.
Koordinator program: Eni Puji Utami
Salah seorang pendiri Cinema Poetica—media kolektif pegiat apresiasi dan peneliti film—yang rutin mengisi lokakarya penulisan kritik film sejak 2013. Dari 2010 sampai 2015, ia bekerja untuk Yayasan Konfiden sebagai anggota redaksi filmindonesia.or.id. Pada 2019, ia bersama sejumlah pegiat perfilman merintis Sinematik Gak Harus Toxic—sebuah inisiatif kolektif untuk menyikapi kasus kekerasan seksual di lingkar komunitas film. Saat ini, Adrian bekerja lepas sebagai editor dan penulis.
Seorang jurnalis yang bermukim di Jakarta. Ia bekerja untuk Tirto.id sebagai Indepth-Reporting Journalist sejak 2016 dan salah satu pengasuh rubrik Misbar di Tirto. Ia merupakan penerima Fellow of GIJN 2017, Fellow of IWMF 2019, dan SOPA Awards 2020 untuk #NamaBaikKampus.