Catatan Kuratorial
Program Retrospektif tahun ini hadir dengan menawarkan pengalaman menonton karya-karya Bert Haanstra. Haanstra merupakan seorang sutradara dari Belanda yang lahir di penghujung Oktober tahun 1916. Namanya tercatat dalam penghargaan Academy Award di Oscar untuk dokumenter pendek terbaik dan Grand Prix du court metrage di Festival Cannes. Haanstra pernah belajar di Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences tetapi kemudian berhenti karena dia merasa bahwa studi yang lama tidak akan ada artinya dibandingkan dengan pengalaman kehidupan nyata. Selanjutnya ia bekerja sebagai jurnalis foto, bereksperimen dalam fotografi panggung dan membuat film pertamanya, Catfish. Pandangannya lembut, ironis dan diisi dengan kecintaannya pada manusia dan alam.
Haanstra memulai kariernya secara independen melalui usahanya sendiri. Kemampuan pengambilan gambar dan pengeditannya menghasilkan karya-karya yang menjadi sorotan dalam sejarah sinema Belanda. Lewat film dokumenter Mirror of Holland (1950) dan The Voice of the Water (1966), ia menunjukkan visinya tentang Belanda dan air sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Kedua film tersebut menggambarkan keindahan pemandangan garis pantai Belanda dan relasi manusia yang hidup, bekerja, dan berekreasi di atas, di dekat, serta di dalam air.
Haanstra menemukan ketertarikan khususnya pada karya si pelukis ulung dari Belanda, Rembrandt. Melalui film Painter of Man (1957) Haanstra menghadirkan pencahayaan yang halus, detail penting dalam lukisan, dan dramatisasi bertahap karakter Rembrandt dalam hubungannya dengan gurunya dan satu sama lain.
Kilau kuning pada kaca cair merupakan pancaran dalam film Glass (1958). Menggabungkan musik, efek suara, dan pengeditan, Haanstra menanamkan proses rutin di pabrik botol menjadi rasa takjub yang mendalam. Zoo (1962), film yang menyentuh dan lucu tentang cara manusia dan hewan berperilaku di Artis (Kebun Binatang Amsterdam).
The Human Dutch (1963) menangkap gambar orang Belanda dan dengan lembut mengolok-olok keanehan mereka. Haanstra mengamati Belanda dan masyarakatnya setelah era rekonstruksi pascaperang dengan welas asih dan kecerdasan, dan mereka tampil sebagai orang-orang dengan beragam perasaan, seperti sedih dan gembira, rasa keagamaan dan individualisme, dan yang terpenting, kebebasan.
Empat film pendek dan dua film panjang dari Bert Haanstra kami hadirkan untuk memberikan pengalaman visual menawan, membantu melihat sesuatu yang cukup biasa dengan sebuah kesegaran. Hal yang paling mencolok dari Haanstra adalah antusiasme, motivasi, keterampilan, integritas artistik, dan kreativitasnya. Karyanya adalah perpaduan antara drama dan komedi, imajinasi, dan kenyataan.