Pandemi telah mengubah banyak hal di hidup kita, salah satunya adalah aktivitas menonton. Meski terlepas dari pandemi, teknologi digital telah memungkinkan perpindahan media putar dan pergeseran ruang menonton dalam distribusi dan ekshibisi film masa kini. Beragam penyedia streaming on-demand (SVoD) pun sudah membuka akses bagi film-film tertentu yang hampir mustahil ditemukan di ruang putar konvensional. Jika pun ada, waktu tayang yang terbatas dan jarak tempuh bioskop dari rumah seringkali menjadi hambatan. Tidak dipungkiri, tersedianya banyak platform menjadikan menonton sebagai pengalaman yang inklusif, tidak terbatas jarak dan waktu. Beberapa diskusi telah banyak membahas perkembangan platform dan konversi ruang ekshibisi ke bentuk daring. Namun, belum banyak diskusi yang membaca kemungkinan-kemungkinan lain di luar merayakan berkembangnya beragam platform daring, terutama dalam konteks distribusi dan ekshibisi film dokumenter yang sudah lama menempuh jalan sunyi.
Sesi diskusi DocTalk ini diadakan sebagai respons dari pelaksanaan festival yang untuk pertama kalinya diadakan secara daring. Bukan dengan merayakannya, tetapi dengan terus berefleksi sebagai festival yang telah berjalan selama 18 tahun. Apakah pandemi menjadi peluang bagi film dokumenter bertemu lebih banyak penontonnya lewat platform daring? Bagaimana perubahan lanskap media berpengaruh dalam perubahan sosial? Bagaimana produksi, konteks pameran, pengaturan distribusi, serta konten layar khusus dokumenter diakomodir untuk mengikuti perubahan zaman? Kami mengundang dua narasumber untuk mempertanyakan kembali hal-hal tersebut, yakni pengelola platform daring, Viddsee serta seorang pengamat film dokumenter. Diskusi ini akan dimoderatori oleh seorang distributor film.
Arie Kartikasari adalah Creator Community Manager di Viddsee. Menamatkan pendidikan produksi film di Institut Kesenian Jakarta, ia terlibat di beberapa produksi film serta festival film di Indonesia diantaranya adalah Viddsee Juree Awards Indonesia sejak tahun 2018. Salah satu inisiator dari gerakan #SinematikGakHarusToxic yang bertujuan untuk menghapuskan dan mencegah tindak pelecehan seksual di lingkungan komunitas film.
Distributor Film